Sedangkan kostum yang dikenakan oleh pemain, didominasi oleh warna merah. Umumnya, para pemain ini menggunakan pakaian adat berupa ikat kepala dan celana berwarna merah, tanpa baju atau kaos. Seluruh pemain haruslah pemuda yang kuat, tangguh, dan berotot.
Gerakan bambu yang semakin menggila dan semakin kuat membuat para pemain semakin kewalahan. Beberapa di antaranya bahkan sampai terjatuh dan terseret bambu yang menggila. Ketika salah satu pemain jatuh pingsan, peristiwa ini menandakan bahwa tarian harus segera diakhiri. Sang pawang akan membalikan tempurung yang digunakan untuk membakar kemenyan.
Tari Bambu Gila sebenarnya adalah sebuah tarian yang mengandung resiko tinggi. Itu sebabnya mengapa dalam setiap penampilannya, seorang dukun pembaca mantera diperlukan untuk mengundang roh halus sekaligus menjaga roh tersebut agar tetap dalam kontrol para penarinya.
Sang dukun biasanya akan membawa sebuah tempat berisi bakaran kemenyan yang menjadi media untuk menghadirkan Roh Halus. Bahkan, tidak jarang dalam atraksinya ada beberapa penari Bambu Gila yang kesurupan dan tidak sadarkan diri. Dalam kondisi inilah, maka peran sang dukun diperlukan lagi.
Pada tari Bulu Gila yang sudah dimodifikasi, kita tidak akan menemukan lagi kemistisan ini. Walaupun kehadiran Roh Halus ini adalah hal yang sangat menarik dari tarian ini, namun makna tarian ini bukanlah hal-hal gaib di dalam tarian.
Sebenarnya, gerak para penari yang menahan gerakan magis bambu adalah sebuah simbol dari nilai kebersamaan yang harus tetap terjaga. Gerakan kaki yang serempak dan penuh dengan kekuatan menunjukkan semangat gotong royong dalam kehidupan rakyat Maluku yang disebut Masohi. Makna inilah yang seharusnya lebih ditonjolkan dalam tarian Bambu Gila, dan nilai-nilai inilah yang masih terbawa dalam tarian Bambu Gila hasil modifikasi.
Tari Bulu atau Bambu Gila ini sebenarnya sudah cukup langka, sekalipun itu di Maluku sendiri. Hanya ada beberapa kampung yang mampu membawakan tarian ini secara otentik. Namun demikian, banyak sanggar tari di Maluku yang telah mempelajarinya dan mengambil intisari tarian ini untuk ditampilkan dalam bentuk yang lebih modern.
Biasanya, tarian ini ditampilkan sebagai tari penyambutan tamu atau hiburan dalam berbagai acara formal. Bambu Gila adalah sebuah identitas masyarakat Maluku yang tidak akan ditemukan di belahan Nusantara lainnya. Lewat tarian ini, maka kita akan semakin yakin bahwa Indonesia itu memang kaya.