Asal Usul Nama Pulau Sumbawa, Awalnya Bernama Cimbawa

Pulau Sumbawa adalah salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di sebelah barat, pulau ini berbatasan dengan Pulau Lombok melalui Selat Alas, dan di sebelah timur berbatasan dengan Pulau Flores melalui Selat Sape.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Nama Cumbava mulai disebutkan pada tahun 1595-1597 saat ekspedisi VOC pertama untuk perburuan rempah dimulai oleh Cornelis de Houtman, seorang veteran Perang Salib. Dalam ekspedisinya, dia melewati pulau yang disebut Java Menor dan menyebutnya Cambava atau Sambava.

Rouffer menjelaskan bahwa Sambava berarti Gajah Putih yang berbahaya, merujuk pada seorang pahlawan yang tidak terkalahkan, yaitu Bima yang heroik, sama seperti nama ibu kota Sambava (Rouffaer: 1929: 212).

Asal usul nama Cumbava yang berarti jeruk purut sering disebut oleh para pelaut Portugis. Dalam buku Domaine de Mon Plaisir, seorang botani dan ahli makanan dari Portugis secara tidak sengaja menemukan campuran bumbu yang sangat harum aromanya pada tahun 1767 di Kepulauan Mauritius.

- Advertisement -

Campuran bumbu itu mengandung jeruk yang menambah aroma makanan menjadi lezat dan diberi nama Combava. Pada abad ke-18, para pelaut Portugis mulai membicarakan Pulau Sumbawa dalam rute laut menuju Timur. Combava kemudian disebut sebagai Pulau Sumbawa oleh pelaut Portugis Manuel Pimentel yang melakukan perjalanan ke Timur pada tahun 1762.

Jeruk purut Combava mulai identik dengan Pulau Sumbawa ketika seorang pelaut Portugis bernama Pierre Poivre menyebut Combava sebagai jalur menuju Goa dan Timor.

Pada saat itu, Sumbawa Barat dikenal dengan Taliwang, yang tidak seramai Sumbawa Timur seperti Bima dan Kore yang memiliki pelabuhan yang ramai untuk perdagangan kayu hingga kuda.

- Advertisement -

Dalam bukunya Java in the Fourteenth Century, Theodore Pigeaud menjelaskan bahwa nama Sumbawa berasal dari Simbava, yang berarti para penyembah dewa Siwa. Banyak sisa-sisa peninggalan Hindu-Buddha ditemukan di bagian barat Teluk Bima, salah satunya adalah Wadu Pa’a yang terletak di tepian laut Sowa.

Baca Juga :  Museum Bikon Blewut, Harapan Literasi Dunia

Nama Sumbawa kemudian digunakan sebagai nama kesultanan. Menurut Profesor GJ Held dalam Held’s History of Sumbawa: An Annotated Translation, Kesultanan Sumbawa dimulai pada tahun 1623 oleh Datu Poro atau Maharaja Paruwa sebagai sultan pertama setelah ditundukkan oleh ekspedisi Kerajaan Gowa.

Nama Sumbawa mulai dikenal luas ketika Sultan Sumbawa Mas Banten Datu Loka dan Khoja Darwis menjalin kerjasama dengan Belanda pada tahun 1680 untuk penjualan kayu sopeng dalam jumlah besar.

- Advertisement -

Memasuki pertengahan abad ke-20, Pulau Sumbawa masuk dalam wilayah De Kleine Sunda Eilanden atau Kepulauan Sunda Kecil. Pada tahun 1947, ditetapkan oleh Negara Indonesia Timur (NIT) dengan ibu kota Kepulauan Sunda Kecil berlokasi di Singaraja, Bali.

Pada tahun 1950-an, setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Yamin menamai Kepulauan Sunda Kecil menjadi Kepulauan Nusa Tenggara, di mana Nusa berarti pulau. Nusa Tenggara kemudian dibagi menjadi dua wilayah administratif yaitu Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Di Nusa Tenggara Barat, dua pulau utama adalah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

- Advertisement -