6 Makanan Indonesia yang Terpengaru Budaya Arab

Pengaruh Arab dalam budaya Indonesia, termasuk dalam bidang kuliner, telah terjadi selama berabad-abad.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Selain itu, nasi minyak juga menjadi hidangan istimewa yang disajikan untuk bangsawan Kesultanan Palembang Darussalam sekitar tahun 1659 hingga 1825. Setelah melaksanakan shalat Jumat, para bangsawan dan tamu-tamu kehormatan biasanya akan dihidangkan nasi minyak, dilengkapi dengan berbagai lauk pendamping seperti ayam kecap, kari daging, malbi daging, sayur buncis, sambal buah, dan lainnya.

4. Nasi Kebuli

Nasi Kebuli
Nasi Kebuli

Nasi Kebuli adalah hidangan yang terbuat dari nasi yang dimasak dengan campuran rempah-rempah, seperti cengkeh, kayu manis, jintan, dan bumbu lainnya. Biasanya, nasi Kebuli juga disajikan dengan daging yang dimasak dengan rempah-rempah yang kaya dan beraroma.

Di Indonesia, nasi Kebuli seringkali disiapkan oleh warga keturunan Arab dengan menggunakan minyak samin atau mentega murni. Namun, nasi Kebuli memiliki pengaruh kuat dari budaya Arab, terutama dari Yaman, yang merupakan tempat asal nasi kabsah dan nasi mandi. Selain itu, pengaruh dari nasi biryani ala India juga terlihat dalam hidangan ini.

- Advertisement -

Penamaan “nasi kebuli” sendiri berasal dari nasi Afghani dari Afghanistan yang dikenal sebagai Kabuli Palaw. Hidangan ini awalnya dibawa dari Afghanistan ke Timur Tengah dan Asia Tengah. Di Lebanon, ada juga hidangan yang disebut nasi kebuli, namun sudah disesuaikan dengan citarasa lokal sehingga agak berbeda dari nasi kebuli yang dikenal di Indonesia. Di Afghanistan, nasi kebuli biasanya disajikan pada hari-hari besar agama Islam.

5. Martabak

Martabak
Martabak

Martabak adalah salah satu hidangan kuliner yang sangat populer di Indonesia. Wujudnya berupa lapisan tipis adonan yang diisi dengan berbagai bahan, seperti telur, daging cincang, bawang merah, bawang putih, daun bawang, dan rempah-rempah seperti garam, merica, dan ketumbar.

Setelah diisi, adonan dilipat dan digoreng dalam minyak panas hingga matang. Martabak telur sering disajikan dengan acar mentimun dan saus sambal sebagai pelengkapnya, memberikan rasa yang kaya dan tekstur yang renyah.

- Advertisement -
Baca Juga :  Makna Filosofis 7 Kue Khas Tradisonal dalam Acara Pernikahan Bugis-Makassar

Asal usul Martabak sendiri memiliki kisah menarik. Awalnya, makanan ini merupakan adaptasi dari hidangan India yang disebut Moortaba. Pada tahun 1930, Moortaba diperkenalkan oleh Abdullah bin Hasan Almalibary dan Ahmad bin Kyai Abdul Karim ke Lebiaksu, Tegal.

Di sana, mereka memodifikasi resep tersebut dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia di Indonesia. Akibatnya, Martabak lahir dengan variasi yang berbeda dari Moortaba India, menghasilkan rasa dan karakteristik unik yang menjadi favorit di kalangan masyarakat Indonesia.

6. Kue Asida

Kue Asida
Kue Asida

Kue Asida adalah hidangan yang terbuat dari campuran tepung gandum atau semolina yang dicampur dengan air dan gula, kemudian dimasak hingga menjadi adonan yang padat dan kenyal. Adonan ini biasanya dibentuk bulat atau disajikan dalam bentuk lempengan.

- Advertisement -

Kue Asida khas Riau merupakan adaptasi dari camilan manis Arab yang dikenal sebagai asida. Meskipun terinspirasi dari kudapan Arab, namun kue Asida telah disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia, khususnya di Riau. Berbeda dari asida khas Arab yang memiliki bentuk bulat dengan cekungan di tengah, kue Asida Riau memiliki bentuk yang unik dan bervariasi.

Bentuk-bentuk kue Asida Riau bergantung pada keinginan dan keterampilan dari pembuatnya.

- Advertisement -