5 Rumah Adat NTB dan Filosofinya

Jauh dari kesan sekadar bangunan, rumah adat di NTB, sebagaimana rumah adat pada umumnya, menyimpan makna dan filosofi yang dalam.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Dengar kata “Nusa Tenggara Barat”, kecantikan Pulau Lombok dan pulau-pulau memukau pasti segera menghampiri benak kita. Namun, ternyata, wilayah ini tak hanya memukau dari sisi geografisnya. NTB turut mempersembahkan keanekaragaman budaya yang begitu memikat. Salah satu buktinya adalah beragamnya rumah adat yang menjadi simbol kekayaan budaya.

Jauh dari kesan sekadar bangunan, rumah adat di NTB, sebagaimana rumah adat pada umumnya, menyimpan makna dan filosofi yang dalam. Tak hanya sebagai saksi bisu sejarah, rumah adat di sini juga bisa dijelajahi sebagai destinasi wisata alternatif yang tak kalah menarik.

Untuk mengungkap misteri keindahan ini, mari kita jelajahi bersama 5 rumah adat khas Nusa Tenggara Barat yang telah Popbela rangkum dengan penuh kekaguman di bawah ini.

- Advertisement -

Rumah Berugak Sekenam

Rumah Adat NTB yang pertama adalah Berugaq atau Berugak Sekenam, sebuah bentuk arsitektur tradisional di NTB, merupakan contoh bangunan berfungsi sebagai ruang komunal. Dalam penelitian yang dikutip dari Lalu Erwan Husnan melalui situs repositori.kemdikbud.go.id, Berugaq diklasifikasikan sebagai bangunan non-residensial.

Fungsi utamanya digunakan sebagai tempat berkumpul bagi keluarga dan tempat menerima tamu asing atau pengunjung. Karena masyarakat sana tidak dengan mudah menerima tamu masuk ke dalam rumahnya.

Sesuai dengan namanya, yakni Sekenam, Berugaq ini memiliki enam tiang penyangga. Jika jumlah tiang penyangganya berjumlah empat, istilah yang digunakan adalah Berugaq Sekepat.

- Advertisement -

Bagian dasar dari struktur Berugaq mencakup lantai dasar hingga ke tempat duduk dan tiang penopang. Dengan lapisan lantai terbuat dari bambu yang dianyam menggunakan tali pintal. Pada bagian terendahnya, terdapat elemen-elemen seperti sampak atau umpak, jejait, dan perteng. Ukuran ruangan sebesar 8 x 3 meter.

Rumah adat Dalam Loka

Rumah adat NTB Dalam Loka mengambil namanya dari dua kata, “dalam” yang berarti ‘istana’ dan “loka” yang berarti ‘dunia’, yang jika disatukan berarti ‘istana dunia’. Nama ini tidak diberikan secara sembarangan, melainkan merujuk pada fungsi utama rumah adat ini sebagai tempat kediaman para raja dan pusat pemerintahan raja Sumbawa pada masa lampau.

- Advertisement -
Baca Juga :  Ritual Mi Mina Wolotopo, Upacara Perdamaian Kampung Adat di Ende

Dengan fungsinya yang mewakili tempat kediaman raja, rumah adat Dalam Loka memiliki dimensi yang sangat besar dan ditopang oleh 99 tiang. Jumlah tiang ini tidak hanya sekadar angka, melainkan memiliki makna khusus. Angka 99 diambil dari jumlah asmaul husna, nama-nama baik atau sifat-sifat Allah dalam ajaran agama Islam.

Keputusan menggunakan angka ini mencerminkan kepatuhan dan ketaatan masyarakat NTB terhadap ajaran agama Islam, yang menjadi bagian integral dari kehidupan mereka.

- Advertisement -