10 Kebudayaan di Sulawesi Selatan yang Unik dan Paling Populer

Kebudayaan di Sulawesi Selatan cukup beraneka ragam, kegiatannya unik-unik dan mengandung banyak sekali makna. Berikut ini kebudayaan di Sulawesi Selatan yang masih dilestarikan.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Fenomena serupa juga terdapat di daerah Toraja, yang dikenal dengan nama sisemba. Inti dari tradisi ini terletak pada aksi saling mengadu betis oleh para pemuda. Meskipun terlihat anarkis, namun adu betis menjadi simbol cara unik masyarakat setempat.

7. Accera Kalompoang

Mahkota Salokoa
Mahkota Salokoa

Accera Kalompoang adalah sebuah ritual persembahan suci yang diadakan secara rutin sebagai bentuk penghormatan terhadap kebesaran kerajaan Gowa. 

Acara ini khusus dihelat setiap hari raya Idul Adha dan berlangsung di Istana Balla Lompoa ri Gowa. Ritual ini menunjukkan adanya keterkaitan antara nilai-nilai keagamaan dan tradisi kerajaan dalam budaya Gowa.

- Advertisement -

Selama perayaan Idul Adha, yang merupakan momen penting dalam agama Islam, masyarakat Gowa mengadakan Accera Kalompoang sebagai bentuk penghormatan kepada Allah dan juga untuk memperkuat ikatan kebesaran kerajaan.

8. Sigajang Laleng Lipa

Sigajang Laleng Lipa
Sigajang Laleng Lipa

Sigajang Laleng Lipa merupakan kebudayaan di Sulawesi Selatan yang dapat dianggap sebagai salah satu yang paling ekstrim dan mengerikan yang dilakukan oleh suku Bugis. 

Nama tradisi ini dapat diterjemahkan sebagai ‘saling tikam di dalam sarung’, mencerminkan kebrutalan dan risiko tinggi yang terlibat dalam ritual tersebut. Tradisi ini menjadi alternatif ekstrem untuk menyelesaikan konflik dan masalah di antara individu atau kelompok. 

- Advertisement -

9. Mappadekko

Mappadekko
Mappadekko

Mappadekko adalah tradisi unik dan ekstrim yang ditemukan di Sulawesi Selatan, Indonesia. Tradisi ini melibatkan aksi saling gebuk antarwarga menggunakan balok kayu dan batu kali. Acara ini merupakan ekspresi dari rasa syukur masyarakat Golesong Takalar setelah masa panen.

Meskipun terdengar kasar dan ekstrim, Mappadekko sebenarnya merupakan bentuk tradisional untuk merayakan hasil panen yang berlimpah. Aksi saling gebuk ini mungkin dianggap sebagai sarana melepaskan energi dan kegembiraan kolektif dalam menyambut kesuksesan pertanian. 

Baca Juga :  5 Rumah Adat NTB dan Filosofinya

10. A’rate’

A’rate’ adalah tradisi yang berasal dari kata “rate’”, yang merujuk pada pembacaan naskah secara bersama sambil dilagukan, umumnya dilakukan oleh para pria. Tradisi ini terutama terkait dengan pembacaan kitab barazanji, suatu teks yang merayakan danenggambarkan kehidupan dan keutamaan Nabi Muhammad SAW. A’rate’ menjadi khusus dilakukan pada bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang jatuh pada bulan Rabiul Awal dalam penanggalan Islam.

- Advertisement -