Wetonan, Upacara Lahiran Masyarakat Jawa Demi Keselamatan

Tidak seperti umumnya orang sekarang yang memperingati hari lahirnya setiap tahun, orang Jawa yang masih memegang tradisinya memperingati hari lahirnya setiap 35 hari (selapan) dengan upacara wetonan. Tradisi peninggalan leluhur ini menunjukkan bagaimana orang Jawa begitu memuliakan peristiwa kelahiran.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Tidak seperti umumnya orang sekarang yang memperingati hari lahirnya setiap tahun, orang Jawa yang masih memegang tradisinya memperingati hari lahirnya setiap 35 hari (selapan) dengan upacara wetonan. Tradisi peninggalan leluhur ini menunjukkan bagaimana orang Jawa begitu memuliakan peristiwa kelahiran.

Bancaan weton atau biasa disebut wetonan merupakan peringatan hari lahir berdasarkan perhitungan kalender Jawa yang berputar setiap 35 hari. Artinya, dalam tradisi Jawa peringatan kelahiran manusia diperingati setiap 35 hari sekali.

Tidak seperti ulang tahun bagi masyarakat umum dan modern yang diperingati setiap tahun sekali. Tujuan dari wetonan adalah sebagai rasa syukur kepada Tuhan sekaligus harapan untuk meminta keselamatan dan keberhasilan dalam hidup.

- Advertisement -

Seorang anak yang sering dibuatkan wetonan oleh orang tuanya, dipercaya kehidupan sang anak akan lebih baik, berhati-hati, terkendali, dan terhindar dari musibah. Adapun beberapa daerah di Jawa yang menyebut wetonan sebagai tironan.

Akar dari pelaksanaan wetonan dalam masyarakat Jawa adalah kepercayaan mendalam terhadap leluhur serta pemahaman dan pengendalian hawa nafsu manusia melalui sedulur papat limo pancer.

tradisi Weton kelahiran
tradisi Weton kelahiran

Bagi orang asli Jawa tentu sering mendengar istilah sedulur papat limo pancer dari orang tua, nenek, atau buyut. Istilah tersebut diyakini oleh penganut kejawen bahwa tiap individu manusia memiliki empat saudara dan lima sebagai pusatnya. Hal tersebut berarti manusia merupakan bentuk kesatuan wujud saat terlahir di dunia.

- Advertisement -

Kelima wujud tersebut yakni 1) kakang kawah, air ketuban sebagai kakak tertua yang melindungi kita dari dalam kandungan; 2) adi ari-ari, yakni sebutan untuk ari-ari/plasenta yang bertugas mengantarkan kita saat dilahirkan; 3) getih, yakni darah sebagai pelindung manusia dari dala kandungan maupun dalam hidup; 4) puser, yakni tali plasenta yang menghubunga ibu dengan bayi sekaligus sebagai penyalur nutrisi dan makanan untuk bayi; 5) pancer, yakni tubuh kita sendiri yang menjadi pusat kehidupan di dunia.

Baca Juga :  15 Kampung Adat di Sumba Barat, Melihat Kehidupan Tradisional Asli Orang Sumba

Masyarakat Jawa meyakini bahwa sebagai manusia, kita harus bisa menyelaraskan kelima hal tersebut. Kelengkapan dalam bancaan weton yakni nasi putih yang dibuat tumpeng, tebu, ingkung, gudangan/kuluban, telur rebus, bumbu urap/sambal gudangan, jajan pasar, kembang setaman, bubur tujuh rupa, dan uang logam (koin). upacara Wetonan.

- Advertisement -