Towani Tolotang, Kepercayaan Lokal Bugis yang Terjaga

Tolotang adalah komunitas yang mempertahankan kepercayaan leluhur mereka, yang disebut sebagai kepercayaan warisan. Prinsip ini telah menjadi pegangan kuat yang membuat mereka tetap eksis hingga kini.

Nagekeo yang Tak Banyak Orang Tahu, Temukan di Edisi Spesial Ini!

Temukan kekayaan budaya, adat istiadat, sejarah, wisata, dan kuliner khas Nagekeo melalui Majalah Digital Dimensi Indonesia. Dikemas secara menarik dengan pendekatan ilmiah yang ringan.
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Tolotang | Dalam budaya Bugis, naskah kuno Sureq Galigo menyimpan berbagai nilai, seperti nilai religius, budaya, dan konsep asal-usul manusia yang terjalin dalam kisah epik Batara Guru dan Sawerigading. Sureq Galigo, yang ditulis antara abad ke-13 hingga ke-15 oleh pujangga La Galigo, berkembang melalui tradisi lisan dan masih dinyanyikan dalam acara tradisional penting.

Mitologi Bugis mengisahkan penciptaan dunia, yang terbagi menjadi tiga bagian: botilangnga (langit), kawah (bumi), dan buri’ liung (bawah tanah). Di atas, Dewa Penguasa (Patoto’e) melihat bumi kosong, sehingga memutuskan menurunkan anaknya, Batara Guru, sebagai penghuni pertama. Ia ditemani oleh wanita dari dunia bawah bernama We Nyiliq Timoq, yang akhirnya menjadi pendampingnya dan melahirkan Batara Lattu’.

Generasi penerus Batara Lattu’ terus mengembangkan dunia, termasuk Sawerigading yang diceritakan melakukan perjalanan epik hingga negeri Tiongkok demi menikahi Wecudai. Dari pernikahan ini lahirlah tokoh Lagaligo, yang kemudian menjadi simbol peradaban manusia Bugis. Keturunan Sawerigading membangun kerajaan-kerajaan, termasuk Wajo yang merupakan salah satu pusat budaya dan kekuasaan Bugis.

- Advertisement -

Masyarakat Indonesia, yang heterogen dalam berbagai aspek, telah mewarisi budaya, norma, dan tradisi yang diwariskan lintas generasi. Warisan ini diterima sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas mereka, bahkan menjadi landasan hidup dan kepercayaan dalam masyarakat sehari-hari.

Lahirnya kepercayaan Tolotang diyakini berawal dari seorang tokoh bernama Lapanaungi yang mengalami wahyu gaib saat menjalankan ritual pada abad ke-17. Ia mendengar suara yang menyebutkan diri sebagai Dewata Sewae, yang menyampaikan ajaran baru kepada Lapanaungi dengan syarat untuk bersuci terlebih dahulu. Dari sinilah lahir ajaran Tolotang, sebuah kepercayaan yang diwarisi turun-temurun oleh komunitas ini.

Pada tahun 1610, saat Islam masuk ke Wajo, masyarakat Tolotang menolak untuk beralih ke agama tersebut, meskipun diperintahkan oleh raja. Hal ini membuat mereka harus keluar dari wilayah asal dan hijrah ke Sidenreng Rappang, dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Ipa Beres dan Goliga.

- Advertisement -
Baca Juga :  Sejarah Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan

Komunitas Tolotang akhirnya menetap di Amparita, Sidenreng, setelah mendapat izin dari Raja Sidenreng dengan syarat mereka mengikuti beberapa adat setempat, seperti menggabungkan upacara pernikahan dan kematian dengan tata cara Islam.

Namun, seiring waktu, praktik Tolotang mengalami perubahan. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1944, aturan mengenai kewajiban ritual Islam bagi komunitas ini dihapuskan.

Tolotang

- Advertisement -

Sejak saat itu, mereka mulai mengatur upacara kematian dan ritual mereka sesuai dengan ajaran Tolotang. Hingga kini, komunitas Tolotang masih mempertahankan kepercayaan warisan Sawerigading, yang memuja Dewata Sewae atau Tuhan yang mereka yakini sebagai Patoto’e, sebagai pengatur nasib dan kehidupan mereka.

Ritual tahunan komunitas Tolotang dikenal sebagai acara berkumpul yang melibatkan anggota komunitas dari berbagai daerah, bahkan beberapa dari luar negeri, yang hadir untuk berdoa bersama kepada Dewata Sewae. Dalam ritual ini, mereka membawa makanan khas dan berbagi persembahan sebagai wujud pengabdian mereka.

\Salah satu tradisi penting adalah ziarah ke makam tokoh leluhur mereka, Ipa Bere. Sebelum wafat, Ipa Bere mewasiatkan kepada anak cucunya untuk datang ke makamnya, membawa minyak wangi sebagai simbol penghormatan dan doa untuk keselamatan mereka.

SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 79.000

Baju Kaos Keren: Rakyat Biasa

Beli di Shopee
Toner Badan Saptadasa Glycolic Toning Solution Exfoliating Toner (AGET 250ML)

Rp 79.000

Bajo Kaos Anime One Piece: Zoro

Beli di Shopee
Holly Fashion♛ BR016 BH Bra sport Push Up

Rp 79.000

Baju Kaos Anak Gunung: Jejak Explorer

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 143.560

TORCH Shibata 2 Liter Tas Selempang Bahu Pria Wanita Unisex Ringan Anti Air

Beli di Shopee
Parpum Loundry 1 Liter Pewangi Pelicin Pelmbut Pakaian

Rp 15.300

Parpum Loundry 1 Liter Pewangi Pelicin Pelmbut Pakaian

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 50.000

Sepatu Sneakers Sepatu Kerja Kuliah Travelling Sepatu Olahraga...

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 125.000

TSepatu Olahraga Badminton Pria VR3 Low / Sepatu Olahraga Outdoor

Beli di Shopee
Lavio Sepatu Pria Wanita Unisex Safety Boots High Premium

Rp 225.000

Lavio Sepatu Pria Wanita Unisex Safety Boots High Premium

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 72.000

Sepatu Lari Pria Navy Lis Stabilo Sneaker Olahraga Running Pria wanita Terbaru

Beli di Shopee
produk

Rp 109.540

Sepatu pria low - top, cocok untuk olahraga, lari, santai dan basket.

Beli di Shopee
produk

Rp 100.000

Baju Olahraga Lari Jersey Running Pria Anti UV By Azeesport

Beli di Shopee
produk

Rp 110.000

Singlet Atasan Olahraga/ Singlet Jersey Lari

Beli di Shopee