Selanjutnya, kaki kanan melangkah maju, diikuti oleh kaki kiri ke samping, mengikuti arah putaran lingkaran ke kanan. Tangan peserta, yang disebut mana kaule (dalam bahasa Dewan), direntangkan dalam posisi menyilang, dengan jari-jari saling berpegangan erat.
Gerakan tarian ini dipandu oleh seorang Manahelo (pemimpin tarian kebalai) bersama Manakaule (peserta tarian). Nyanyian kebalai dimulai oleh Manahelo, yang menyanyikan bait pertama secara solo. Kemudian, Manakaule menyambut dengan melanjutkan bait kedua, dinyanyikan secara berkelompok.
Dalam tarian kebalai, tidak ada pembedaan status sosial, budaya, suku, atau agama. Gerakan serentak dalam hentakan kaki melambangkan kebersamaan dan persatuan, sekaligus berfungsi sebagai pengatur tempo lagu dalam tarian kebalai.
Esensi dari nilai Tarian Kebalai Kematian
Menurut masyarakat Rote, tarian kebalai kematian selalu diadakan saat ada seseorang yang meninggal, dengan tujuan memberikan penghiburan kepada keluarga yang berduka. Bagi mereka, melakukan tarian kebalai dalam acara kematian, melalui gerakan kaki dan tangan, memberikan kepuasan batin tersendiri.
Ketika menyanyikan syair-syair dalam tarian kebalai kematian, seolah-olah mereka dibawa ke dalam memori kolektif yang sama tentang orang yang telah meninggal, menciptakan ikatan emosional yang mendalam.