Sibulangan Londong, Tradisi Sabung Ayam Jantan Toraja

Bulangan londong merupakan salah satu bagian penting dalam ritual pemakaman masyarakat Toraja yang dikenal dengan nama Rambu Solo’.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

  1. Mangrara sampin disanga tang pa’de rambunna:
    • Juga dikenal sebagai masambarara manuk, yaitu pengorbanan darah ayam jantan yang sebelumnya telah diadu. Darah ayam digunakan untuk menetesi harta benda yang dipakai dalam acara kedukaan.
    • Dilaksanakan setelah semua prosesi Rambu Solo’ selesai dan terintegrasi dalam pelaksanaan ma’ balik bane.
    • Ayam yang diadu hanya satu pasang dan harus berbuluh putih. Hal ini dilakukan untuk membersihkan diri dan harta benda agar dapat digunakan kembali dalam acara sukacita.
  2. Ma’baa manuk:
    • Dilaksanakan setelah penguburan, dimana kaum kerabat dan masyarakat membawa ayam ke kuburan untuk diadu lalu dikorbankan bersama babi.
    • Ayam diadu tanpa taruhan sebagai kelengkapan upacara dengan harapan ayam akan ikut membawa keselamatan jiwa si mati.
    • Mengandung makna spiritual yang tercermin dalam hubungan antara La Pandek dan ayam kesayangannya, menunjukkan kesalingtergantungan dalam kehidupan.
  3. Sembangan Bulo (sembangan suke barata):
    • Bulangan londong merupakan bagian kelengkapan upacara kematian para bangsawan atau sapu randanan.
    • Dilaksanakan jika yang diupacarakan masih menganut sistem kepercayaan aluk todolo dan berasal dari golongan bangsawan yang dikenal sebagai pemberani dan pelindung rakyat semasa hidupnya (to mengkarangka lan tondok na barani sola, to ullundongan tondok).
    • Ayam jantan diadu, dan bulu ayam yang rontok dimasukkan ke dalam bambu yang telah dipersiapkan oleh para pemangku adat.
    • Bulangan Londong Sembangan Suke Barata dianggap sebagai bekal perjalanan atau “kinallo lalanna”. Upacara Rambu Solo’ rapasan sapu randanan bagi seorang pemimpin baru dikatakan sundun (lengkap) jika dilakukan ritual ini.
    • Ritual ini menjadi prasyarat bagi penjaga puya untuk mengizinkan masuknya ke dunia arwah, mempertegas bahwa keberadaan Bulangan Londong Sembangan Suke Barata dalam Rambu Solo’ adalah bagian penting dari aluk (kepercayaan).
Baca Juga :  Pasola, Tradisi Pembawa Berkah Bagi Masyarakat Sumba Barat

Salah Satu Bentuk Peradilan (Ra’tasan Kara-kara)

Dalam sistem peradilan masyarakat Toraja yang diyakini dalam Aluk, terdapat tujuh bentuk peradilan, yaitu: Sitetean Tampo; Siukkunan; Sibambangan; Sipakoko; Simimmi’; Sidemmeran Padang; Silondongan.

Silondongan adalah bentuk peradilan terakhir, di mana ayam yang akan diadu harus diperiksa dan disetujui oleh dewan adat atau to mina. Silondongan dilakukan jika enam bentuk peradilan lainnya tidak mampu menyelesaikan sengketa, dan kedua belah pihak memiliki bukti yang kuat. Ini menjadi jalan terakhir dalam menyelesaikan perkara: “Dipasakka’mi manuk ma’belo tadi lan indokatonganan”.

Sebagai Ritual

Bulangan Londong dianggap sebagai ritual magis yang mencerminkan kepribadian individu, terutama di kalangan pemimpin dan bangsawan. Dalam aluk todolo, ayam jantan (londong) mempunyai makna persembahan dalam pesta rambu tuka’ maupun upacara rambu solo’. Ayam jantan melambangkan ethos kerja seorang pemimpin, yaitu ketangguhan dan keberanian.

- Advertisement -

Dalam Bulangan Londong Sembangan Suke Barata, ayam jantan diadu dan dikorbankan sebagai tanda penghormatan dan pengakuan kepemimpinan (londongna tondok) sang pemimpin selama hidupnya.

Ritual ini menunjukkan niat partisipan untuk menghormati dan menjunjung tinggi falsafah kepemimpinan yang telah dilaksanakan oleh pemimpin yang diupacarakan. Partisipan menyerap dan mengkomunikasikan nilai-nilai kepemimpinan yang patut dijunjung dalam masyarakat.

- Advertisement -