Sejarah Desa Aeng Tong-tong, Kampung 1000 Mpu

Kampung ini menjadi tempat bermukim para pembuat keris terbaik di Indonesia.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Sejarah Desa Aeng Tong-tong dimulai saat Pulau Madura menjadi pusat kekuasaan di Jawa selama berabad-abad, terutama pada periode sekitar tahun 900–1500 ketika pulau ini berada di bawah pengaruh kerajaan Hindu Jawa Timur. Akibatnya, banyak peninggalan kekuasaan kerajaan dan keraton dapat ditemukan di pulau ini.

Salah satu kekayaan budaya yang istimewa di Madura adalah mahakarya keris yang diproduksi di Desa Aeng Tong Tong di Sumenep. Desa ini menjadi pusat produksi keris berkualitas tinggi yang dulu dipercayakan oleh para raja Madura untuk pembuatan senjata, termasuk keris, bagi prajurit Kerajaan Sumenep.

Desa Aeng Tong Tong diakui sebagai daerah asal para mpu keris pada masa kerajaan, dan warisan ini telah dijaga dengan cermat selama berabad-abad. Bahkan, sejak zaman Kerajaan Kutai, keris telah menjadi identitas khusus desa ini.

- Advertisement -

Pada masa Kesultanan Kutai Kartanegara, simbol “Tapak Leman Ganggayaksa” menandakan keberadaan Lembuswana, makhluk mitologis yang dianggap sebagai pelindung desa, dan detail ini terukir indah dalam seni keris.

Desa Aeng Tong-tong
Blacksmith forging the molten metal with a hammer to make keris in the blacksmith’s workshop

Desa Aeng Tong Tong memiliki makna khusus dalam namanya. “Aeng” yang berarti air dan “Tong Tong” yang berarti jinjing, mencerminkan susahnya penduduk desa dalam mencari sumber air. Masyarakat desa selalu menjinjing air dari luar desa, dan hal ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Kondisi kering di desa membuat penduduknya menghadapi kesulitan mencari air untuk kebutuhan pertanian, sehingga usaha pertanian di sini lebih cenderung menjadi pekerjaan sampingan. Meskipun demikian, Desa Aeng Tong Tong terus melestarikan tradisi pembuatan keris sebagai bagian penting dari identitas dan warisan budayanya.

- Advertisement -

Pekerjaan utama masyarakat Desa Aeng Tong Tong adalah pembuatan keris, menjadi pusat kegiatan yang memenuhi sebagian besar kehidupan mereka. Bunyi keras dari denting logam yang sedang ditempa, suara besi yang dihaluskan dengan gerinda, menciptakan suasana yang penuh dengan dentingan besi yang memenuhi setiap sudut Desa Aeng Tong Tong.

Baca Juga :  Reba, Tahun Baru Adat Orang Bajawa
Desa Aeng Tong-tong
Sala satu Mpu Desa Aeng Tong-tong yang tengah menempah besi untuk dijadikan keris. INT

Catatan sejarah menunjukkan bahwa kepopuleran keris di desa ini bermula pada masa pemerintahan Pangeran Joko Tole pada abad ke-14. Empu keris yang terkemuka pada periode itu adalah Empu Keleng, keahliannya kemudian diwariskan hingga masa pemerintahan Tumenggung Tirtonegoro.

Pewaris berikutnya, Penembahan Notokusumo, melanjutkan tradisi ini dengan membangun Keraton Sumenep pada tahun 1764, menegaskan peran Desa Aeng Tong Tong dalam pembuatan keris yang berkualitas dan bernilai tinggi.

- Advertisement -

Sultan Abdurachman Pakunataningrat I (1811-1854), putra dari Raja Sumenep sebelumnya, Panembahan Aria Asiruddin, juga menjadi tokoh terkenal dalam seni pembuatan keris. Keahlian Sultan Abdurachman Pakunataningrat I dalam membuat keris memberikan kontribusi penting terhadap warisan budaya Desa Aeng Tong Tong dan mengukuhkan reputasi desa sebagai pusat keahlian keris yang diakui.

Sejarah yang Terpahat dalam Keris Desa Aeng Tong-tong

Desa Aeng Tong-tong dibalut sejarah yang terpahat dalam seni keris, senjata tradisional yang dipandang sebagai warisan budaya dan simbol kearifan lokal.

Pengrajin keris atau Empu di Desa Aeng Tong-tong bukan hanya sekadar pembuat senjata, mereka adalah penjaga tradisi dan sejarah. Dikisahkan bahwa keris yang dihasilkan di desa ini memiliki keunggulan dan ciri khas tersendiri, bukan hanya dari segi bentuk kriss yang cantik, tetapi juga nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalam setiap kriss yang ditempah.

Desa Aeng Tong-tong
Hampir seluru warga Desa Aeng Tong-tong punya kemampuan membuat keris.

Desa Aeng Tong-tong terletak di dataran tinggi dan sebagian besar dataran rendah, dikelilingi oleh sumber daya alam yang melimpah. Sawah, tembakau, ladang padi, kebun kelapa, perbukitan, semuanya menyatu membentuk lanskap yang memukau.
Keunikan Desa Aeng Tong-tong terletak pada kehidupan sehari-hari masyarakatnya yang erat terkait dengan tradisi pembuatan keris.

Aktivitas membuat keris di desa ini bukan hanya menjadi mata pencaharian, namun mereka menjaga keahlian itu sebagai warisan budaya dengan penuh kebanggaan.
Anak-anak di desa Aeng Tong-tong diajarkan cara membuat keris sejak dini guna memastikan bahwa tradisi ini terus hidup di generasi mendatang.

Baca Juga :  Tedhak Siten, Tradisi Jawa Tengah Bentuk Rasa Syukur Kesuksesan Anak
- Advertisement -