Daun ubi mungkin sudah akrab di banyak dapur Nusantara. Namun di Pulau Sumba, sajian daun ubi punya sentuhan khas yang menjadikannya berbeda dan istimewa.
Di sini, daun ubi tidak sekadar direbus atau ditumis. Daun-daun muda ini ditumbuk halus bersama butiran beras, lalu dimasak perlahan dengan kuah santan. Hasilnya adalah sajian bertekstur kental, dengan rasa gurih santan yang kaya dan aroma alami dari daun yang segar.
Penggabungan beras dan daun ubi bukan hanya membuat teksturnya lebih lembut, tapi juga memperkaya kandungan gizi dalam satu mangkuk sajian. Saat disantap, rasa santan yang melebur di lidah berpadu sempurna dengan kelembutan daun ubi, menghadirkan sensasi makan yang sederhana namun penuh kehangatan.
Di meja makan masyarakat Sumba, sayur daun ubi ini kerap disandingkan dengan nasi jagung — menciptakan kombinasi sempurna antara serat, karbohidrat, dan kelezatan yang mengenyangkan.
Bagi Anda yang berkunjung ke Sumba, menikmati semangkuk sayur daun ubi ini bukan hanya tentang mencicipi makanan lokal. Ini juga cara sederhana untuk merasakan bagaimana kearifan tradisional mengolah bahan-bahan alam menjadi sajian yang menyehatkan dan sarat makna.