Kebudayaan adalah warisan leluhur atau aset bangsa berupa hasil karya manusia yang harus dijaga dan dilestarikan agar eksistensinya tetap berkembang diantara kebudayaan asing yang masuk.
Salah satu bentuk kebudayaan yang tetap dijaga kelestariannya oleh setiap suku bangsa adalah upacara tradisional atau upacara adat.
Maccera manurung mempunyai arti “Maccera” berasal dari Bahasa Bugis yaitu “cera” artinya meneteskan darah dan “To Manurung” artinya orang yang berasal dari suatu tempat yang tertinggi, beradaptasi dengan masyarakat setempat dengan membawa pesan-pesan dan ajaran- ajaran yang baik.
To Manurung dipandang sebagai manusia luar biasa, tidak diketahui asal kedatangannya. Dipercaya sebagai orang yang berkekuatan sakti, menjelmakan diri pada suatu tempat, pada saat masyarakat setempat memerlukan pimpinan, maka orang yang luar biasa yang oleh masyarakat setempat To Manurung itulah disepakati menjadi pimpinannya.
Upacara adat maccera manurung dilaksanakan oleh masyarakat di Desa Kaluppini. Perhelatan budaya ini diadakan sekali dalam 8 tahun di Desa Kaluppini Kec. Enrekang sekitar 9 km dari Ibukota Kabupaten.
Maccerang Manurung banyak dikunjungi orang bukan hanya pengunjung lokal tetapi juga dari luar propinsi bahkan perantau yang pulang dari Malaysia. Acara ini dihadiri oleh masyarakat sekitar desa Kaluppini & Enrekang kota, tapi juga oleh masyarakat kabupaten sekitar, bahkan juga sampai luar provinsi & luar negeri seperti Malaysia, Singapura & negara tetangga lainnya.
Proses Pelaksanaan Tradisi Upacara Adat
Mappabangun Tanah
Menabuh gendang merupakan proses awal dalam mappabangun tanah. Kemudian dilanjutkan dengan berdoa yang dipandu oleh pemangku adat.
Masyarakat meyakini tanah adalah inti dari seluruh jagad sehingga tanah inilah yang pertama kali dibangunkan. Ma’pabangun Tanah dilakukan untuk menghadapi delapan tahun ke depan dengan harapan selamat senatosa menempuh kehidupan yang akan datang supaya rezeki lebih melimpah dari apa yang dilalui.