Di ujung barat daya Sumba, di mana daratan perlahan menyerah kepada lautan, terdapat sebuah pantai yang seolah diukir dengan kelembutan dan ketenangan—Pantai Mananga Aba. Juga dikenal sebagai Pantai Kita, destinasi ini adalah antitesis dari hiruk-pikuk kehidupan modern. Di sinilah waktu berjalan lebih lambat, dan setiap embusan angin membawa cerita baru dari Samudra Hindia.
Berada di Desa Karuni, Kecamatan Loura, hanya sekitar 10 kilometer dari Kota Tambolaka, pantai ini dapat dijangkau dalam waktu 30 menit perjalanan. Berbeda dari pantai-pantai lain di Sumba yang umumnya liar dan berbatu, Pantai Mananga Aba menawarkan hamparan pasir putih yang begitu halus, seakan butiran kristal yang tersebar hingga ke cakrawala.
Air lautnya berwarna biru jernih, dengan ombak yang kecil dan menenangkan—sebuah kombinasi sempurna bagi mereka yang ingin berenang atau bahkan snorkeling di perairan dangkalnya. Tidak ada suara deburan ombak yang keras, hanya riak lembut yang berkejaran di tepian, mengundang siapa saja untuk tenggelam dalam ketenangan yang ditawarkannya.
Lihat postingan ini di Instagram
Akses menuju pantai ini tidaklah sulit. Jalanan beraspal mempermudah perjalanan, dan begitu tiba, para pelancong disambut oleh pemandangan garis pantai yang panjang dan terbuka, membentang tanpa hambatan sejauh mata memandang. Tidak jauh dari bibir pantai, berdiri sebuah hotel yang langsung menghadap lautan, menawarkan kesempatan langka untuk terbangun dengan suara ombak dan menyaksikan matahari muncul dari cakrawala perairan luas.
Namun, ada satu hal yang membuat Pantai Mananga Aba terasa begitu istimewa: kehidupan yang mengalir di dalamnya. Saat sore tiba, anak-anak dari desa sekitar berlarian di pasirnya, tertawa riang sambil bermain bola atau menyusun benteng pasir di tepian air. Mereka tidak sekadar bermain; mereka merayakan kehidupan dengan cara yang paling murni.
Lihat postingan ini di Instagram
Lalu, ketika matahari mulai turun, langit di atas Mananga Aba berubah menjadi kanvas raksasa yang dipenuhi warna oranye, merah, dan ungu. Siluet anak-anak yang masih bercanda di pasir, burung-burung laut yang melintas menuju sarangnya, dan desiran angin yang membawa aroma asin dari laut menciptakan suasana yang seakan membebaskan jiwa dari segala beban.
Pantai Mananga Aba bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang ketenangan, kebebasan, dan kehidupan yang mengalir tanpa beban. Ini adalah tempat di mana batas antara langit dan lautan menjadi samar, di mana setiap orang yang datang akan merasa seperti kembali ke sebuah tempat yang tak pernah benar-benar ditinggalkan—rumah bagi jiwa yang mendambakan kedamaian.
Datanglah ke sini, dan biarkan angin Mananga Aba menyapu segala lelah yang tersimpan di dalam diri Anda.