Desa Ululoga, terletak di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyimpan potensi wisata menarik dengan kampung kecilnya bernama Pajoreja.
Penduduk desa ini seratus persen merupakan penganut agama Katolik, desa ini juga memiliki warisan sejarah yang kaya, termasuk petilasan air wudu (Tempat berwudu Umat Muslim) alami yang sudah berusia ratusan tahun.
Keindahan Alam di Bawah Gunung Ebulobo
Terletak di kaki Gunung Ebulobo yang megah, Pajoreja menawarkan pemandangan menakjubkan yang dikelilingi oleh alam asri. Dengan ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut, pengunjung dapat menikmati panorama indah Laut Sawu di sebelah selatan dan suasana tenang di bawah kabut pagi.
Perjalanan menuju Pajoreja dari Kota Mbay memerlukan waktu sekitar satu setengah jam, atau hanya dua puluh menit dari ibu kota Kecamatan Mauponggo. Keberadaan homestay dan fasilitas lainnya semakin mendukung pengembangan pariwisata di kawasan ini, menjadikannya sebagai destinasi yang layak dikunjungi.
Warisan Sejarah dan Toleransi Beragama
Lihat postingan ini di Instagram
Di tengah-tengah keindahan alam tersebut, terdapat jejak sejarah yang tak ternilai, yaitu air wudu alami yang berasal dari zaman 1700-an. Kisah Ine Buka Oma, seorang perempuan Muslim yang datang ke Pajoreja, memberikan warna tersendiri bagi masyarakat setempat.
Meskipun desa ini mayoritas penduduknya beragama Katolik, keberadaan tempat wudu tersebut dihormati dan dirawat sebagai simbol toleransi beragama. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan keyakinan, masyarakat Pajoreja mampu hidup berdampingan dalam damai.
Keberadaan Watu Noa dan Cerita Mistisnya
Lokasi air wudu alami yang dikenal sebagai Watu Noa, terletak tidak jauh dari kampung Pajoreja. Menurut cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi, batu besar yang digunakan oleh Ine Buka Oma untuk melaksanakan salat sering kali terdengar suara-suara mistis yang menyerupai bunyi orang sedang beribadah.
Hal ini menambah daya tarik tempat tersebut, menarik perhatian para pengunjung yang ingin merasakan suasana spiritual yang sarat dengan cerita sejarah.
Masyarakat Pajoreja dan Upaya Pelestarian
Kendati di dominasi oleh agama Katolik, masyarakat Pajoreja secara aktif menjaga dan merawat air wudu alami yang merupakan warisan tradisi Islam. Mereka menyadari pentingnya menghargai sejarah dan budayanya sendiri, serta menekankan nilai-nilai toleransi antarumat beragama.
Inisiatif untuk menggali kembali sejarah masuknya agama Islam di Kampung Pajoreja sangatlah penting, tidak hanya untuk melestarikan warisan budaya, tetapi juga untuk memperkuat ikatan sosial antarwarga desa.
Melalui pemeliharaan warisan yang ada, masyarakat setempat tidak hanya melestarikan masa lalu, tetapi juga membangun jembatan antarbudaya yang semakin relevan di era modern ini.