Legenda Atu Belah, Pengorbanan di Tanoh Gayo

Di bawah sinar bulan yang redup, batu itu tetap berdiri, membawa pesan dari masa lalu kepada mereka yang ingin memahami arti cinta, pengorbanan, dan takdir yang terukir dalam sejarah semesta.

Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Di Desa Penarun, Kecamatan Linge, berdiri sebuah batu besar yang terbelah dua dengan sempurna di bagian tengahnya. Batu itu, yang dikenal sebagai Atu Belah, tak hanya menjadi keajaiban alam tetapi juga menyimpan salah satu legenda paling populer dari Tanoh Gayo—kisah pilu tentang keluarga, kemiskinan, dan pengorbanan.

Dahulu kala, hiduplah sebuah keluarga miskin dengan seorang ayah, ibu, dan dua anak. Sang ayah bekerja keras mengumpulkan belalang untuk makanan keluarga mereka. Namun, suatu hari, salah satu anak yang kelaparan mengambil belalang dari sarang yang telah dikumpulkan dengan susah payah. Sayangnya, ia lupa menutup kembali sarang itu, sehingga semua belalang terbang pergi.

- Advertisement -

Ketika sang ayah mengetahui kejadian itu, ia sangat marah, terutama kepada istrinya yang dianggap lalai membiarkan hal itu terjadi. Perasaan bersalah dan kesedihan mendalam menguasai hati sang ibu.

Tak mampu menahan beban, ia pergi menuju Atu Belah. Di sana, ia memohon agar batu itu membuka mulutnya. Dengan keajaiban yang tak terduga, batu tersebut terbelah, dan sang ibu masuk ke dalamnya sebelum batu itu kembali mengatup, menelannya untuk selamanya.

Kini, Atu Belah menjadi simbol pengorbanan dan keikhlasan seorang ibu, meninggalkan pesan mendalam bagi masyarakat Tanoh Gayo. Batu ini berdiri sebagai peringatan abadi akan betapa kuatnya cinta seorang ibu, bahkan dalam menghadapi kemiskinan dan kesulitan hidup. Setiap sudutnya membawa pengunjung merenungkan makna keluarga dan pengorbanan tanpa pamrih.

Baca Juga :  Pulau Siompu dan Kemilau Mata Birunya
- Advertisement -