Setiap pulau di wilayah ini memiliki hidangan khas yang diolah secara tradisional, menghadirkan rasa autentik yang menjadi bagian dari identitas budaya setempat, salah satunya kuliner khas Kalwedo.
Seperti di banyak daerah lain, makanan khas di Bumi Kalwedo sering kali disajikan pada momen-momen penting, seperti menyambut tamu kehormatan atau merayakan panen besar. Saat perayaan berlangsung, hampir setiap rumah akan memasak hidangan andalan mereka, menyajikan cita rasa yang diwariskan turun-temurun sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan rezeki.
Tidak hanya papeda atau olahan ikan yang menjadi ciri khas wilayah ini, masyarakat Maluku Barat Daya juga memiliki tradisi menghidangkan sopi, minuman fermentasi warisan nenek moyang yang populer dalam acara adat. Minuman ini memiliki posisi yang mirip dengan tuak Batak atau arak Bali, menjadi bagian dari jamuan untuk tamu istimewa.
Di beberapa pulau seperti Moa dan Lakor, daging ternak seperti kerbau dan domba diolah menjadi berbagai sajian khas, termasuk dendeng yang dimasak dengan bumbu rempah khas Indonesia Timur. Perpaduan teknik pengolahan tradisional dengan bahan-bahan lokal menghasilkan rasa yang unik dan kaya, mencerminkan keanekaragaman kuliner di kawasan ini.
Jagung Hasa
Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian utama di Kabupaten Maluku Barat Daya, menjadi bahan dasar berbagai hidangan khas yang menggambarkan kekayaan budaya setempat.
Salah satu olahan jagung yang terkenal adalah Jagung Hasa, sajian tradisional yang terbuat dari campuran jagung, kacang merah, dan irisan ketela pohon yang dimasak dengan santan. Hidangan ini biasanya disajikan dalam acara adat, terutama untuk menyambut tamu besar dan pesta tradisional di Pulau Moa, Letti, Lakor, dan sekitarnya.
Di Pulau Kisar, yang dikenal sebagai salah satu penghasil jagung terbesar di Maluku Barat Daya, olahan jagung juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Bubur jagung menjadi menu sarapan favorit masyarakat setempat, memberikan asupan energi untuk memulai hari.
Dengan keunikan dan cita rasanya, hidangan berbasis jagung ini tidak hanya mencerminkan kearifan lokal tetapi juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai daya tarik kuliner daerah.
Dendeng dan Susu Kerbau
Pulau Moa, yang terkenal dengan Gunung Kerbaunya, memiliki kekayaan kuliner yang erat kaitannya dengan hewan ternak khas daerah ini—kerbau. Salah satu olahan yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat adalah dendeng kerbau, daging yang dikeringkan agar tahan lama dan dapat dikonsumsi sewaktu-waktu.
Teknik pengolahan ini tidak hanya menjaga cita rasa khasnya, tetapi juga memungkinkan masyarakat untuk menikmati protein berkualitas dalam jangka waktu panjang.
Selain dagingnya, kerbau-kerbau di Pulau Moa juga dikenal sebagai sumber susu yang berharga. Di musim kemarau, ketika pasokan air menjadi terbatas, susu kerbau sering kali menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan cairan masyarakat setempat. Kandungan gizinya yang tinggi menjadikannya bagian penting dari pola konsumsi harian.
Menikmati dendeng kerbau yang gurih, dipadukan dengan secangkir susu kerbau segar, memberikan pengalaman kuliner yang khas dari Bumi Kalwedo. Kombinasi ini tidak hanya mencerminkan tradisi masyarakat Pulau Moa, tetapi juga memperlihatkan bagaimana alam dan kearifan lokal berpadu dalam menjaga kesejahteraan penduduknya.