Kebudayaan Etnis Tionghoa, Sumber Pariwisata Provinsi Riau

Kedatangan etnis Tionghoa di Bagansiapiapi ini merupakan awal lahirnya kebudayaan ritual bakar tongkang, sejak pertama kali etnis Tionghoa menginjakkan kakinya di Provinsi Riau. 

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Ritual ini berlangsung hingga siang harinya, sampai saat acara penjemputan tongkang yang masih berada di tempat pembuatannya. Sekitar pukul 16.00 WIB, acara penjemputan kapal pun dilakukan, tongkang di arak dari tempat pembuatannya menuju Klenteng Ing Hok Kiong.

 

Setelah tongkang disemayamkan di Klenteng Ing Hok Kiong, maka aktivitas persembahyangan di Klenteng Ing Hok Kiong di hentikan dan di tutup untuk sementara waktu, agar memberi kesempatan bagi Dewa Kie Ong Ya beserta Dewa-Dewi lainnya untuk menjamu dan menikmati shingle yang telah disediakan oleh penjiarah.

- Advertisement -

Hal ini berlangsung sampai pada pukul 00.00 WIB, saat masuk tanggal 16, maka tongkang diresmikan. Upacara peresmian dilakukan oleh seorang alhi ghaib atau sering di panggil Tangki atau Loya beserta sesepuh atau salah satu tokoh adat masyarakat tionghoa.

Fungsi Ritual Tongkang Bagi Masyarakat Tionghoa

Ramalan Arah Rejeki

Acara puncak dari ritual bakar tongkang ini adalah pembakaran reflika tongkang dan menunggu jatuhnya tiang kapal, yang mereka percayai akan

memberikan suatu petunjuk mengenai arah keberkahan rejeki setahun kedepan, yakni jika tiang kapal jatuhnya mengarah ke darat maka keberuntungan atau sumber rejeki yang baik berasal dari darat, dan sebaliknya jika tiang kapal jatuhnya mengarah laut maka keberuntungan atau sumber rejeki lebih baik berasal dari laut.

- Advertisement -
Kebudayaan Etnis Tionghoa riau
Kebudayaan Etnis Tionghoa riau

Membersihkan Harta atau Mensucikan Harta

Acara ritual bakar tongkang ini juga berfungsi untuk membersihkan harta kekayaan atau mensucikan harta kekayaan. Sebagian masyarakat tionghoa di Bagansiapiapi percaya bahwa seberapa yang kita sumbangkan untuk acara bakar tongkang ini akan dilipat gandakan oleh dewa.

Dan acara ini menjadi ajang pensucian harta kekayaan agar terhindar dari segala mara bahaya atau energi-energi negatif baik yang datang dari manusia maupun dari alam ghaib.

Baca Juga :  Sejarah Kerajaan Majapahit, Awal Berdiri, Masa Kejayaan dan Keruntuhan

Membuang Aura Negatif

Acara ritual ini dipercayai juga untuk membuang aura-aura negatif. Rombongan tanki ada yang membawa anjungan yang dipercayai membawa dewa-dewi sesuai dengan spritual mereka.

- Advertisement -

Dengan begitu meraka percaya bahwa dengan membawa dewa-dewi keliling kota secara tidak langsung akan membersihkan kota tersebut yakni Bagansiapiapi. Menghilangkan segala bala dan musibah, membuang aura negatif, memperlancar segala urusan yang bersangkutan dengan Bagansiapiapi dan sebagainya.

Selain membuang aura negatif terhadap kota juga akan menghilangkan aura negatif terhadap masyarakatnya, baik itu yang datang dari manusia maupun dari alam ghaib.

Inilah yang dipercaya oleh masyarakat tionghoa Bagansiapiapi, dan masyarakat tionghoa secara keseluruhan juga berdoa untuk keberkahan dan keselamatan untuk diri sendiri, keluarga dan juga untuk kota Bagansiapiapi agar kota Bagansiapiapi ini tetap bangkit dan berkembang, dan menghilangkan segala energi-energi negatif yang ada, hingga Bagansiapiapi menjadi kota yang bersih dari energi-energi negatif.

- Advertisement -