Candi Kidal: Jejak Sejarah dan Pesona Mitologi

Candi Kidal, dengan segala keanggunan dan misterinya, menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Menapaki tanah yang penuh sejarah, candi ini mengajak kita untuk merenung tentang kejayaan dan kebijaksanaan Anusapati.

Mau nulis? Lihat caranya yuk!
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia!

Perpaduan Seni dan Mitos dalam Arsitektur Khas Jawa

Candi Kidal dengan arsitektur Hindu-Buddha, menjadi saksi bisu peralihan masa keemasan pemerintahan kerajaan-kerajaan Jawa Tengah menuju Jawa Timur. Bangunan ini menghadirkan perpaduan corak candi Jawa Tengah dan candi Jawa Timur.

Candi Kidal menjulang tinggi dengan tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2 meter. Pagar batu di sekelilingnya menciptakan atmosfer sakral sejak pandangan pertama.

Total ketinggian bangunan mencapai sekitar 12 meter, dengan sisi-sisi berukuran 8,36 meter. Atap kotak bersusun tiga menghiasi struktur candi.

- Advertisement -

Keistimewaan Candi Kidal tergambar melalui hiasan kepala kala (raksasa) yang mencolok. Mata melotot, mulut terbuka, dan dua taring besar yang bengkok menciptakan citra yang menakutkan, sesuai dengan ciri khas candi Jawa Timur.

Jari tangan mengancam di sudut kiri dan kanan, bersamaan dengan patung binatang seperti singa yang duduk seperti manusia, menambah kesan mistis sebagai penjaga bangunan suci.

Candi Kidal
Candi Kidal

Pemahatan dengan detail memperlihatkan kejelian pengrajin pada masa itu, terutama pada pahatan bermotif medalion yang menghiasi dinding candi. Meskipun sebagian besar arca telah hilang, patung-patung binatang dan jari tangan tetap menjadi penanda kejayaan seni relief candi. Posisi mereka, yang berada di sudut kiri dan kanan pangkal tangga, menciptakan suasana yang lebih dramatis dan memperkaya cerita visual di sekitar candi.

- Advertisement -

Meskipun beberapa bagian relung tempat meletakkan arca telah hilang, Candi Kidal tetap menjadi saksi abadi keajaiban seni dan mitologi dari masa lalu. Melalui detail-detailnya yang menawan, candi ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga suatu karya seni monumental yang mengajak kita menyelami makna dan keindahan warisan budaya yang tak ternilai.

Eksplorasi keindahan Candi Kidal menjadi perjalanan spiritual dan artistik yang menghadirkan rasa kagum terhadap kebijaksanaan dan keahlian para perajin zaman dahulu.

Baca Juga :  Mengenal Kandean Dulang, Alat Makan Tradisional Toraja yang Eksklusif

Kisah Mitos Garudheya yang Terpahat Indah

Candi Kidal, sebuah situs bersejarah di Desa Rejokidal, Tumpang, Malang, Jawa Timur, menyimpan rahasia tersembunyi dalam bentuk tiga relief yang memukau. Setiap reliefnya memperlihatkan adegan yang menakjubkan: garuda yang menggendong tiga ular besar, garuda dengan kendi di atas kepalanya, dan garuda yang membawa seorang wanita.

- Advertisement -

Namun, keunikan tidak hanya terletak pada gambaran itu sendiri, melainkan juga dalam cara membaca relief menggunakan teknik prasawiya, yaitu membaca berlawanan arah jarum jam dari kanan ke kiri.

Relief Candi Kidal secara tegas terkait dengan mitos Garudheya, sebuah kisah yang tumbuh subur di kalangan masyarakat Jawa kuno, terutama melalui pengaruh Hinduisme. Mitos ini menceritakan perjuangan seorang anak atau Garuda untuk membebaskan ibunya dari penderitaan dengan mendapatkan air suci amerta. Kisah ini sering kali dihubungkan dengan legenda Raja Anusapati, yang memiliki kisah tragis yang menyentuh hati.

Menurut versi Pararaton, ayah Anusapati, Tunggul Ametung, tewas terbunuh oleh Ken Arok. Ken Dedes, istri Ken Arok, kemudian menikahi Ken Arok dan tengah mengandung Anusapati.

Kisah berlanjut dengan Anusapati membunuh Ken Arok sebagai pembalasan dendam. Namun, takdir berkata lain, karena Anusapati akhirnya dibunuh oleh Tohjaya, anak Ken Arok dengan Ken Umang. Tempat peristirahatan terakhir Anusapati konon ditemukan di Candi Kidal, memberikan catatan sejarah yang tak terlupakan.

Misteri dan keindahan relief Candi Kidal bukan hanya sebagai pemandangan artistik semata, melainkan juga sebagai jendela ke dalam kisah-kisah heroik dan pahit dari masa lalu.

Setiap ukiran batu memanggil kita untuk menggali lebih dalam makna mitologi, dan setiap relief adalah pengingat akan kehidupan yang penuh intrik di zaman dahulu. Candi Kidal, dengan segala keunikannya, menawarkan perjalanan melintasi waktu dan membiarkan kita menyaksikan sejarah yang terpahat dalam batu-batu cagar budaya yang tak ternilai.

Baca Juga :  Filosofi Baju Pokko, Pakian Adat Toraja yang Kayak Akan Simbol dan Makna
- Advertisement -