Di Sumba, tradisi bukan hanya hidup dalam upacara adat atau tarian-tarian megah, tetapi juga dalam sajian sederhana seperti Kadapet Watara. Kue kering berbahan dasar jagung, pisang, dan kacang tanah ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, sekaligus hadir dalam momen-momen sakral.
Proses pembuatannya mencerminkan kearifan lokal: adonan yang dibuat dari campuran jagung, pisang matang, dan kacang tanah dibentuk bulat kecil, lalu dibungkus rapi menggunakan daun jagung. Tidak hanya menjaga keasliannya, pembungkus alami ini juga membuat Kadapet Watara praktis dibawa sebagai bekal atau oleh-oleh.
Sekilas, Kadapet mengingatkan pada wajik. Namun, begitu digigit, rasa manis berpadu dengan gurihnya kacang menghadirkan sensasi khas yang berbeda. Teksturnya yang padat namun lembut menjadikannya camilan sempurna, baik saat santai di rumah ataupun saat berkelana menelusuri alam Sumba.
Kini, Kadapet Watara tak hanya dinikmati di acara adat, tetapi juga menjadi buah tangan yang dicari para wisatawan. Sebuah kue sederhana yang membawa pulang aroma dan rasa tanah Sumba kepada siapa saja yang merindukannya.