Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena memberikan panduan berupa aturan dan petunjuk yang diyakini kebenarannya. Dalam perspektif antropologi, agama dipandang sebagai bagian dari kebudayaan, institusi sosial, atau simbol-simbol yang digunakan manusia dalam kehidupan sosial.
Agama menjadi pedoman hidup bagi masyarakat, membantu menjelaskan asal-usul manusia, tujuan hidup, dan nasib setelah kematian. Oleh karena itu, agama adalah satu-satunya aspek budaya yang mampu memberikan arahan mengenai tujuan hidup manusia.
Dalam masyarakat Biak, tradisi Wor merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap keluarga inti. Wor adalah sebuah upacara adat yang dilakukan melalui nyanyian tradisional sebagai bentuk pemujaan kepada sang penguasa alam semesta, memohon perlindungan bagi keturunan mereka.
Wor diselenggarakan oleh keluarga inti dengan melibatkan kerabat suami istri, dengan tujuan memohon perlindungan bagi anak cucu mereka. Tradisi ini diyakini membantu melindungi dan mendampingi perkembangan fisik anak dari masa kandungan, lahir, hingga tua dan meninggal dunia.
Wor dianggap sebagai upacara yang sakral dan sangat kuat, berkaitan erat dengan kepercayaan tradisional mereka. Melalui upacara ini, masyarakat Biak merasa dapat berkomunikasi langsung dengan Manggundi, penguasa tertinggi yang mereka sembah. Mereka juga percaya bahwa selama upacara, roh leluhur yang telah meninggal hadir dan turut serta hingga upacara selesai.
Wor adalah ritual yang wajib dilakukan oleh orang Biak. Jika tidak dilaksanakan, dipercaya akan membawa dampak negatif seperti gangguan kesehatan dan ketidakstabilan hidup. Upacara Wor memiliki beberapa fungsi, antara lain:
- Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Manggundi.
- Sebagai kekuatan dalam mengatasi krisis kehidupan.
- Sebagai cara untuk mempererat hubungan sosial antar kerabat.
- Memupuk rasa kebersamaan dalam komunitas Biak.
Jika kewajiban ini dilalaikan, menurut kepercayaan mereka, akan ada hukuman atau kutukan dari Manggundi dan roh leluhur.
Tari dan nyanyian menjadi bagian tak terpisahkan dari Wor, sebagai ekspresi kegembiraan dan cara menyampaikan maksud kepada Manggundi dan leluhur. Keramaian serta hidangan yang disuguhkan dalam pelaksanaan Wor juga menjadi penentu status sosial seseorang atau keluarga dalam komunitas.