Tradisi Sayyang Pattu’du Suku Mandar, Atraksi Kuda Menari saat Khataman Al-Quran

Sayyang pattu’du muncul sejak datangnya Islam ke tanah Mandar.

Nagekeo yang Tak Banyak Orang Tahu, Temukan di Edisi Spesial Ini!

Temukan kekayaan budaya, adat istiadat, sejarah, wisata, dan kuliner khas Nagekeo melalui Majalah Digital Dimensi Indonesia. Dikemas secara menarik dengan pendekatan ilmiah yang ringan.
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Tradisi pada hakekatnya adalah kebiasaan sosial yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi baik kebiasaan perilaku, kebiasaan yang sakral atau keyakinan seseorang terhadap benda. Tradisi juga menentukan nilai-nilai masyarakat, seperti pada tradisi Sayyang pattu’du. Mari berkenalan dengan tradisi dari Sulawesi Barat ini!

Sayyang pattu’du muncul sejak datangnya Islam ke tanah Mandar, awalnya kuda sebagai alat transportasi yang digunakan oleh keturunan bangsawan untuk menyebarkan agama Islam di Mandar, dan dalam pertemuan ajaran Islam dengan budaya Mandar melahirkan tradisi yang berkembang menjadi tradisi sayyang pattu’du atau acara keagamaan.

Masyarakat Mandar mengartikan tradisi sayyang pattu’du adalah atraksi kuda menari yang digelar untuk mengapresiasi seorang anak yang khataman Al-Quran, tradisi ini dilaksanakan pada bulan maulid atau memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw di Mandar.

- Advertisement -
Tradisi Sayyang Pattu'du
Tradisi ini dimaksudkan sebagai motivasi bagi seorang anak

Penyelenggaraan tradisi sayyang pattu’du dimaksudkan sebagai motivasi bagi seorang anak, agar tekun dan serius dalam mempelajari dan membaca al-Quran. Ketika seorang anak baru memulai belajar mengaji, orang tua akan mengiming-imingi anaknya apabila berhasil mengkhatam al-Quran, maka diberikan apresiasi tinggi dengan mengarak keliling kampung menunggangi sayyang pattu’du.

Sayyang pattu’du diiringi musik tabuhan rebana dan untaian pantun khas Mandar (kalinda’da’), dengan lantunan shalawat sebagai doa, serta bukti rasa cinta serta penghormatan yang ditujukan pada Rasulullah saw.

Bagi masyarakat Mandar, acara khatam al-Qur’an dan budaya sayyang pattu’du sudah memiliki keterkaitan yang sangat erat. Sehingga tradisi sayyang pattu’du tetap dilestarikan dengan baik, bahkan penyelenggaraan pesta budaya ini sudah berlangsung cukup lama, tetapi tidak ada yang tahu pasti kapan pertama kalinya dilaksanakan.

- Advertisement -

Bahkan jika seseorang belum melaksanakan tradisi sayyang pattu’du, dianggap masih menjadi tanggungan guru mengaji atau sederhananya masih menjadi anak dari guru mengaji tersebut.

Baca Juga :  Kisah Tari Suanggi, Roh Jahat yang Mengancam Manusia

Sayyang pattu’du tidak diperuntukkan bagi anak-anak yang sudah khatam Quran, bahkan lebih dari itu peran dan fungsinya bergeser. Tradisi ini juga sering diselenggarakan manakala ada tokoh (pejabat publik, elit politik) saat datang di tanah Balanipa Mandar dan penyambutan wisatawan asing.

Tradisi Sayyang Pattu'du
Tradisi ini dilakukan saat khataman al-Qur’an.

Perbedaan tradisi sayyang pattu’du pada saat khataman al-Qur’an dan penjemput tamu, dilihat pada pakaiannya. Apabila seorang anak perempuan yang khataman al-Qur’an, maka memakai busana muslimah yang tertutup atau pakaian layaknya seorang haji (badawara).

- Advertisement -

Sementara anak laki-laki yang khataman al-Qur’an, maka memakai jubah (pakaiannya mirip orang Arab), sedangkan sayyang pattu’du pada saat penjemputan tamu, memakai baju adat Mandar (pokko) lengkap dengan perhiasan.

Melansir dari berbagai sumber, sayyang pattu’du sudah menjadi agenda tahunan penyelenggaraan festival di Kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju. Biasanya, para peserta terhimpun dari berbagai kampung yang ada di desa Daerah tersebut. Diantara para peserta ada yang datang khusus dari desa sebelah, bahkan ada juga yang datang dari luar Kabupaten, maupun luar Provinsi Sulawesi Barat.

Budaya mandar adalah budaya yang ada di provinsi sulawesi barat, dan masyarakatnya senantiasa melestarikan budaya tersebut. Tetapi saat ini, sebagian daerah sudah mengkolaborasikan dengan sentuhan-sentuhan modern.

Seiring berjalannya waktu di tengah masuknya islam dan besarnya pengaruh islam terhadap budaya di tanah mandar disertai dengan pengaruh raja pada saat itu, terjadi islamisasi dan akulturasi budaya.

SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 79.000

Baju Kaos Keren: Rakyat Biasa

Beli di Shopee
Toner Badan Saptadasa Glycolic Toning Solution Exfoliating Toner (AGET 250ML)

Rp 79.000

Bajo Kaos Anime One Piece: Zoro

Beli di Shopee
Holly Fashion♛ BR016 BH Bra sport Push Up

Rp 79.000

Baju Kaos Anak Gunung: Jejak Explorer

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 143.560

TORCH Shibata 2 Liter Tas Selempang Bahu Pria Wanita Unisex Ringan Anti Air

Beli di Shopee
Parpum Loundry 1 Liter Pewangi Pelicin Pelmbut Pakaian

Rp 15.300

Parpum Loundry 1 Liter Pewangi Pelicin Pelmbut Pakaian

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 50.000

Sepatu Sneakers Sepatu Kerja Kuliah Travelling Sepatu Olahraga...

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 125.000

TSepatu Olahraga Badminton Pria VR3 Low / Sepatu Olahraga Outdoor

Beli di Shopee
Lavio Sepatu Pria Wanita Unisex Safety Boots High Premium

Rp 225.000

Lavio Sepatu Pria Wanita Unisex Safety Boots High Premium

Beli di Shopee
SHE Eureka Exfoliating Gel

Rp 72.000

Sepatu Lari Pria Navy Lis Stabilo Sneaker Olahraga Running Pria wanita Terbaru

Beli di Shopee
produk

Rp 109.540

Sepatu pria low - top, cocok untuk olahraga, lari, santai dan basket.

Beli di Shopee
produk

Rp 100.000

Baju Olahraga Lari Jersey Running Pria Anti UV By Azeesport

Beli di Shopee
produk

Rp 110.000

Singlet Atasan Olahraga/ Singlet Jersey Lari

Beli di Shopee