Sureq La Galigo I: Awal Kisah Epik Terpanjang di Dunia

Di Sulawesi Selatan, terdapat epik luar biasa berjudul Sureq La Galigo, yang lebih panjang dari Mahabharata dengan 225.000 baris syair. Naskah ini, yang diakui UNESCO sebagai warisan dunia, mengisahkan penciptaan dunia dan petualangan Batara Guru, penguasa langit, yang turun ke bumi untuk menciptakan kehidupan baru.

Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Sureq La Galigo I: Tahukah kalian bahwa di Indonesia, tepatnya di Sulawesi Selatan, terdapat naskah epik yang bahkan lebih panjang dari Mahabharata? Naskah tersebut dikenal Sureq Lagaligo.

Sebagai perbandingan, Mahabharata memiliki sekitar 160.000 hingga 200.000 baris atau bait syair, sementara Sureq Lagaligo setidaknya memiliki 225.000 baris. Bahkan, jumlah ini belum mencakup keseluruhan karena beberapa bagiannya masih tersebar secara lisan di masyarakat Bugis atau Luwu kuno. Dengan jumlah yang begitu besar, Sureq Lagaligo dianggap sebagai salah satu epos terbesar di dunia, bukan hanya di Indonesia.

Naskah ini telah diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari program Memory of the World dan diakui sebagai salah satu warisan dunia. Meski begitu, mungkin banyak dari kalian yang baru mendengar atau belum mengetahui tentang epik ini. Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas Sureq Lagaligo, epik terpanjang di dunia.

- Advertisement -

Pada awalnya, seluruh isi Sureq Lagaligo disampaikan secara lisan, turun-temurun dari generasi ke generasi, karena pada masa itu belum ada sistem tulisan atau aksara. Kemudian, cerita ini mulai ditulis menggunakan bahasa Tae oleh masyarakat Luwu.

Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa naskah ini ditulis oleh suku Bugis menggunakan campuran bahasa Bugis kuno dan Sanskerta, serta menggunakan aksara Lontara. Menurut beberapa catatan, proses penulisan Sureq Lagaligo diperkirakan terjadi sekitar abad ke-18.

Naskah lengkap Sureq Lagaligo saat ini disimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Mengapa disimpan di Belanda? Seperti biasa, sering kali orang luar negeri lebih menghargai budaya Indonesia dibandingkan kita sendiri. Namun, sebagian naskahnya juga disimpan di Museum Lagaligo, Makassar, meskipun tidak selengkap koleksi yang ada di Belanda. Jika ada kesalahan informasi, silakan koreksi ya!

- Advertisement -
Baca Juga :  Sureq La Galigo III: Pertempuran di Alam Arwah

Isi Sureq Lagaligo dianggap sakral oleh beberapa masyarakat di Sulawesi Selatan dan sering dijadikan pedoman hidup. Oleh karena itu, penyampaiannya tidak boleh sembarangan.

Biasanya, pembacaan naskah ini dilakukan dengan irama seperti menyanyikan lagu, dan dibawakan oleh seorang pasurek dalam acara-acara penting seperti pernikahan, pindah rumah, atau sebelum mulai bertani. Pembacaan naskah ini juga sering diawali dengan ritual tertentu karena sifatnya yang dianggap sakral.

Sureq Lagaligo mengisahkan banyak hal, mulai dari penciptaan dunia hingga cerita kepahlawanan dan pencarian cinta. Secara singkat, naskah ini menggambarkan keberadaan tiga dunia: dunia atas, dunia tengah, dan dunia bawah.

- Advertisement -

Dunia atas dan dunia bawah masing-masing dipimpin oleh seorang penguasa, sedangkan dunia tengah adalah tempat tinggal manusia. Dunia atas dihuni oleh Patotoqe, yang dikenal sebagai penguasa nasib dan langit.

- Advertisement -