Rujak Soto: Ketika Dua Dunia Rasa Bertemu di Banyuwangi

Di balik makanan yang terdengar tidak biasa ini, rujak soto merupakan bukti bahwa Banyuwangi merupakan tempat perpaduan berbagai budaya.

Nagekeo yang Tak Banyak Orang Tahu, Temukan di Edisi Spesial Ini!

Temukan kekayaan budaya, adat istiadat, sejarah, wisata, dan kuliner khas Nagekeo melalui Majalah Digital Dimensi Indonesia. Dikemas secara menarik dengan pendekatan ilmiah yang ringan.
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Tak banyak kuliner yang mampu menyatukan dua rasa yang tampak bertolak belakang—pedas manisnya sambal kacang dari rujak sayur, dan gurih hangatnya kuah soto babat. Tapi Banyuwangi berhasil menciptakan satu hidangan unik yang justru lahir dari keberanian memadukan keduanya: rujak soto.

Sekilas terdengar ganjil. Namun saat sendok pertama menyentuh lidah, semua rasa berpadu dalam harmoni yang mengejutkan. Ada sayur rebus yang segar, sambal kacang yang tajam dan kaya, ditimpali dengan kuah kaldu sapi kental yang menghangatkan—semuanya menyatu dalam satu mangkuk, menciptakan pengalaman kuliner yang tak mudah dilupakan.

Di balik keunikannya, rujak soto adalah cermin dari karakter Banyuwangi sebagai wilayah yang terbuka dan kaya akan pengaruh budaya. Rujak sayur yang menjadi makanan khas Surabaya, dan soto babat yang dikenal luas di Lamongan, dipertemukan di sini dan diberi identitas baru yang khas Using.

- Advertisement -

Tak hanya menyuguhkan rasa, rujak soto menyimpan cerita tentang percampuran budaya, selera, dan cara hidup masyarakat pesisir timur Jawa yang selalu siap menerima hal baru dan mengolahnya menjadi sesuatu yang tak hanya layak santap, tapi juga layak dibanggakan.

Baca Juga :  Ayam Taliwang, Kuliner Khas Sasak yang Melegenda