Di balik hamparan sabana Sumba Timur, tersembunyi sebuah camilan tradisional yang telah melintasi zaman: Manggulu. Dikenal juga sebagai dodol khas Sumba, Manggulu dibuat dari bahan-bahan sederhana namun penuh rasa: pisang matang, gula merah, dan kacang tanah.
Tak sekadar diolah biasa, proses pembuatan Manggulu menuntut kesabaran. Pisang dipilih yang benar-benar matang, lalu dijemur di bawah terik matahari selama tiga hari penuh. Setelah layu, pisang ditumbuk halus dan dicampur dengan lelehan gula merah serta kacang tanah sangrai, menciptakan adonan kental yang siap dibentuk memanjang dan dibungkus dengan daun pisang atau daun lontar.
Lihat postingan ini di Instagram
Rasa manis yang berpadu dengan sentuhan asam alami dari pisang menjadi ciri khas kuliner ini— sederhana, namun membuat siapa pun ketagihan. Menariknya, makanan ini menyimpan kisah dari masa kolonial Belanda. Konon, Manggulu dijadikan bekal oleh pasukan tentara Belanda karena rasanya yang manis dan kandungan energinya yang mampu menahan lapar di medan tugas.
Kini, Manggulu tak hanya sekadar makanan pengganjal perut, tetapi juga bagian dari warisan rasa yang terus dijaga oleh masyarakat Sumba. Sebuah camilan yang tak hanya mengenyangkan, tapi juga mengikat memori akan tanah Sumba yang kaya budaya.