Green Bay, Teluk Hijau di Taman Nasional Meru Betiri

Teluk Hijau bukan hanya tentang air yang berwarna unik atau lanskap yang memesona, tapi juga tentang pengalaman kembali ke alam yang murni. Di sinilah manusia bukan lagi penguasa, melainkan tamu yang sedang belajar kembali tentang rasa hormat kepada semesta.

Nagekeo yang Tak Banyak Orang Tahu, Temukan di Edisi Spesial Ini!

Temukan kekayaan budaya, adat istiadat, sejarah, wisata, dan kuliner khas Nagekeo melalui Majalah Digital Dimensi Indonesia. Dikemas secara menarik dengan pendekatan ilmiah yang ringan.
Bagikan keindahan Indonesia yang ada disekitarmu di Dimensi Indonesia! Selengkapnya
X

Di ujung barat daya Banyuwangi, tersembunyi sebuah teluk yang warnanya tak seperti kebanyakan: hijau, tenang, dan nyaris mistis. Teluk Hijau, yang juga dikenal oleh penduduk lokal sebagai Green Bay, berada dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri, tepatnya di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran. Jaraknya sekitar 28 kilometer dari Pantai Pulau Merah, namun nuansanya seakan berada di dunia yang berbeda.

Akses menuju Teluk Hijau bukanlah jalan yang mudah. Medannya masih berbatu dan liar, menuntut kendaraan tangguh dan alas kaki yang bisa diandalkan. Mereka yang bersedia melangkah lebih jauh akan mendapat hadiah yang sepadan.

Green Bay
Green Bay

Setelah melewati jalan tanah dan jalur trekking yang cukup menantang, suara ombak mulai terdengar lebih jelas—semakin dekat, semakin memanggil. Hingga akhirnya, di balik rimbunnya pepohonan, terbuka pemandangan yang menakjubkan: teluk kecil berair hijau jernih, berkilauan diterpa cahaya matahari.

- Advertisement -

Keunikan warna airnya berasal dari pantulan cahaya yang berpadu dengan pasir halus berwarna terang dan vegetasi lebat di sekelilingnya. Laut tampak hijau zamrud, bukan biru, dan ombaknya datang silih berganti, seolah sedang berbisik pada siapa pun yang datang: selamat datang di keheningan.

Tak jauh dari teluk, berdiri anggun sebuah air terjun setinggi 8 meter. Gemericik air tawar yang jatuh di antara batu-batu besar menawarkan kesegaran yang tak kalah menggoda. Setelah berlelah-lelah melintasi jalur setapak, berdiri di bawah guyuran air terjun Teluk Hijau adalah pengalaman katarsis. Alam seperti membilas semua penat, menggantinya dengan rasa tenang yang jarang ditemukan di tempat lain.

Suara angin yang menyentuh pepohonan, riak ombak yang menggulung perlahan, dan aroma laut bercampur daun basah—semuanya membentuk simfoni alam yang menenangkan. Saat datang di hari biasa (weekdays), Teluk Hijau seringkali hanya dikunjungi segelintir orang. Keheningan membuat siapa pun merasa seakan-akan sedang memiliki teluk ini sendiri, sebuah tempat rahasia yang tak dibagikan kepada dunia luar.

Baca Juga :  Berpetualang di Hutan Mangrove Lantebung, Wisata Alam Tepi Kota Makassar