H.Dollahi berkreasi membuat sop yang lebih istimewa dengan menambahkan bumbu yang selama ini dinilainya masih kurang. Selain membenahi rasa, ia juga memberi terobosan memberi nama sop buatannya dengan nama Sop Saudara.
Mengapa yah H.Dollahi memilih nama Sop Saudara? Penamaan tersebut dimaksudkan agar orang-orang yang datang dan makan sop di warungnya merasa bersaudara dengan pemilik, pelayan, dan sesama pelanggan warung. Sampai ada yang mengatakan Sop Saudara itu singkatan dari “Saya Orang Pangkep (SOP), Saudara!!”.
Coto Makassar
Jadi, Coto Makassar sudah ada semenjak tahun 1500an. Tepatnya pada masa Somba Opu, yang merupakan pusat Kerajaan Gowa. Pada zaman itu, Coto Makassar sering dijadikan menu sarapan untuk para pengawal raja. Hal paling istimewa dari Coto Makassar terdapat dari bahannya yang terbuat dari 40 jenis macam rempah dan lezat.
Dari semua warung Coto Makassar yang ada, kedai yang paling tua adalah warung Coto Makassar milik H. Dg. Sangkala. Warung ini dibangung pada tahun 1900an!
Coto Makassar ternyata masih menyimpan sejuta kisah menarik. Konon, Coto Makassar menolak dijual bersama soto-soto sejenis. Jika pedagang Coto Makassar tak mengikuti aturan ini, kelezatan Coto Makassar akan berkurang.
Beberapa aturan pun tidak hanya berlaku bagi pedagang Coto Makassar saja, tetapi juga bagi siapapun yang ingin memperoleh kenikmatan maksimal ketika menyantap Coto Makassar, mereka dituntut menyantap Coto Makassar pukul 09.00-11.00 WITA.
Alat makan yang dipakai juga terbatas, yaitu mangkuk kecil dan sendok bebek. Tradisi ini sengaja dipertahankan biar coto makassar tidak kehilangan identitasnya.