Di antara kuliner tradisional yang telah bertahan selama berabad-abad, Tenaroh Dedah dari Tanoh Gayo adalah salah satu contoh sempurna bagaimana kearifan lokal dapat menjadi solusi pangan adaptif. Sajian ini berasal dari tradisi masyarakat Gayo di dataran tinggi Aceh dan terkenal dengan kesederhanaannya yang justru menyimpan keunikan tersendiri.
Tenaroh Dedah merupakan olahan berbahan dasar telur bebek atau ayam yang dimasak tanpa minyak, menggunakan teknik memasak langsung di atas kuali yang telah dialasi daun pisang. Proses ini tidak hanya memberikan rasa khas, tetapi juga menghadirkan aroma alami yang menggugah selera.
Bumbu yang digunakan pun sederhana, terdiri dari garam, bawang merah, cabai merah, dan daun jeruk, menghasilkan perpaduan rasa gurih dan segar yang khas. Dalam proses memasaknya, telur dipecahkan langsung ke dalam kuali, kemudian diaduk perlahan hingga matang sempurna. Hasil akhirnya adalah telur orak-arik tradisional yang kaya rasa, siap disantap dengan nasi hangat dan sayuran.
Dalam kajian nutrisi modern, Tenaroh Dedah dianggap sebagai makanan bergizi tinggi dengan kandungan protein yang mudah dicerna, serta kaya antioksidan dari rempah yang digunakan. Teknik memasaknya yang tidak memerlukan minyak juga menjadikannya pilihan makanan sehat bagi mereka yang menghindari lemak berlebih.
Tak hanya sekadar hidangan sederhana, Tenaroh Dedah mencerminkan filosofi hidup masyarakat Gayo yang menghargai alam dan kesederhanaan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan kemudahan dalam proses pembuatan dan kandungan nutrisinya yang tinggi, hidangan ini berpotensi menjadi salah satu pilihan kuliner praktis bagi masyarakat masa depan yang mencari makanan sehat, alami, dan tetap bercita rasa autentik.
