Saya punya latar belakang keluarga yang identik dengan kepercayaan dulu. Dibesarkan disebuah desa yang masih mempertahankan adat istiadat kental dengan tradisi unik nan karismatis.
Salah satunya tredisi maballa, sebuah jamuan tradisonal khas pedesaan di Kabupaten Enrekang yang mulai langka. Tradisi maballa sendiri berupa jamuan menggunakan daun saat mengadakan pesta perkawinan atau kegiatan yang melibatkan banyak orang yang dirangaikan dengan makan besar.
Daun yang digunakan bukanlah daun pisang seperti pada umumnya namun memakai daun dari pohon jati atau tarra. Daun ini dipilih selain karena daunnya yang lebar dan kuat juga karena membuat makanan lebih wangi.
Lalu bagaimana tradisi ini bertahan ditengah terpaan alat makan moderen yang praktis? Maballa merupakan tradisi turun-temurun yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu, bahkan jauh sebelum kemerdekaan.
Tradisi ini dapat dijumpai pada kagiatan keagamaan atau acara adat yang identintik dengan makan besar dan melibatkan seluru warga kampung. Umumnya, pemilik acara akan menyembeli sapi atau ayam yang melimpa.
Maballa sangat identikan dengan nasu cemba, olahan sapi khas enrekang yang dimasak menggunakan bumbu utama cemba (daun asam). Daging yang telah dibersihkan akan dimasak diatas sebuah kuali besar menggunakan kayu bakar. Semua proses ini akan dilakukan kamu ibu-ibu dan laki-laki secara gotong royong.
Makanan yang telah siap dihidangkan tadi, terlebih dahulu didoakan oleh pemangku adat.
Seseorang yang bertugas membagikan makanan disebut pattawa. Seluru warga duduk berbaris dengan daun didepan mereka. Beberapa juga menyediakan gelas untuk menepatkan kuah daging.
Setelah pemangku adat memberi aba-aba, pattawa akan bergerak mengambil nasi dan daging lalu membagikan kesemua tamu. Patawwa juga hanya dilakukan kaum laki-laki. Mungkin karena membutuhkan tenaga yang besar untuk mengangkat nasi atau pun daging.
Pattawa punya peran penting agar semua warga kebagian secara adil. Satu orang biasanya akan mendapat nasi, beberapa iris daging sapi dan kalau beruntung juga akan mendapatkan beberapa potong ayam.
Nah, yang unik dari tradisi ini, sebanyak apapun tamu yang ada, semuanya pasti kebagian. Ada satu lagi keunikan lainnya dari trasisi ini. Makanan tadi akan terasa lebih nikmat bila dinikmati saat itu juga, berbeda saat dibungkus untuk dibawah pulang.