Masyarakat Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur, memiliki beragam tradisi turun-temurun yang karismatik. Budaya itu merupakan warisan nenek moyang mereka ratusan tahun yang lalu.
Entah kini gegerasi telah memasuko generasi ke berapa, namun, adat, tradisi, budaya kini masih terus dipertahankan. Moderenitas seolah tak mampu memberi pengaruhnya.
Lalu mengapa perkembangan zaman dan arus infomasi yang masif tak mempengaruhi budaya di beberapa perkampungan adat di Sumba? Cobalah berkunjung ke salah satu kampung adat di Kabupaten Sumba Barat Adat Bodo Ede untuk mencari sendiri jawabannya.
Kampung Adat Bodo Ede terletak di daerah Lolo, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Letaknya tepat ditengah ibu kota kabupaten Sumba Barat.
Kampung yang memilik ciri khas rumah adat beratap jerami ini djulukan Tadulla Bodo Ede Takoula Kadu Watu , tempat berjaga diatas ketinggian atau tempat sebuah batu berbentuk manusia yang memiliki tanduk berdiri.
Di kampung Adat Bodo Ede, kamu bisa menemui miniatur keseharian masyarakat sumba ratusan tahun lalu. Disini pula kamu juga akan terkesima dengan rumah adat sumba yang unik dan kuburan batu nenek moyang mereka.
Masyarakat Kampungini dihuni suku Wee Bole atau Kabisu Wee Bole , yang dipimpin Moto Lele.
Rumah Adat Bodo Ede
Kampung Adat Bodo Ede
Rumah ini memiliki ciri khas bangunan yang dibangun menggunakan kombinasi kayu dan bambu untuk membangun dinding dan lantai. Jerami digunakan sebagai atap.
Dikampung Adat ini terdapat empat rumah adat utama. Rumah ini dihuni para sesepu adat yang memiliki peran berbeda diantaranya adalah:
Rumah Uma Goba Kabu , ketika suku ingin mengadakan upacara adat (rawi rata), warga kampung akan berdiskusi di rumah ini untuk mentukan waktu acara itu dilaksanakan.
Uma Roto : rumah ini akan berfungsi sebagai tempat menunggu kedatangan uma tuba ( rumah-rumah kecil).
Uma Deta: Tamu dari suku-suku yang berkunjung akan ditempatkan dirumah ini.
Uma Kabela: digunakan sebagai tempat menanak nasi pemali .
Kampung Adat ini juga memyimpan benda pusaka peninggalan sejarah hingga.
Salah satunya Teko (Parang Kuno). Benda ini sejenis Senjata Tradisional khas Sumba. Pasa zaman dahulu, senjata ini digunakan untuk peperangan.
selain senjata, kampung adat ini juga menyimpan Tambur, salah satu alat musik tradisional Sumba. Tambur terbuat dari kayu, rotan, dan kulit binatang.
Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalaj kuburan Batu. Salah satu peninggalan nenek moyang masyarakat Kampung Bodo Ede itu telah ada sejak jaman Megalitikum. Didalamnya tersimpan jenazah.
Lokasi
Wailiang, Kec. Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT.
Berikut rekomendasi Kampung Adat di Sumba Barat. Pulau Sumb a memiliki beberapa kampung adat dengan budayanya yang dipertahankan hingga kini.
Kampung dengan rumah adat sumba memiliki keunikan dengan menaranya yang menjulang beberapa metar ke langit. Kampung-kampung tersebut dibangun di atas bukit-bukit yang tinggi agar menghindari musuh di zaman dahulu.
Rumah Adat Sumba berbentuk rumah panggung. Ia memiliki menara bertanduk tunggal yang menjulang dan terbagi menjadi tiga tingkat.
Sali Kabungnga (tingkat pertama). Disini sebagai tempat memelihara hewas (secara nilai sejarah melambangkan kehidupan di dunia yang kotor).
Tempat hunian manusia dimana perapian ditempatkan tepat dijantung rumah. Tingkat ke-2 ini dibagi jadi 2 bagian utama, pertama “Bali Katuonga” atau Ruang Tamu, tempat laki-laki bertemu dan pamali bagi wanita yang di belik). Bagian ke-2 adalah “Kere Padalu” (Ruang dapur, tempat wanita bekerja), dimana “Padalu” (gentong) atau tempat menyimpan air minum untuk kebutuhan memasak berada. Tingkat Kedua punya makna Api Penyucian Jiwa sebelum menuju dunia “Ma Rappu ” atau Dunia Arwah.
Umma DaIuka / Toko Umma adalah Menara Bertanduk berada ditingkat ke tiga. Ditempat inilah, pemilik rumah menyimpan cadangan makanan dan barang pusaka. Umma DaIuka melambangkan Nirvana atau Surga. Terlihat dari bentuk menara yang menyerupai telapak tangan tertutup sebagai wujud simbol pemujaan kepada Sang Pencipta Semesta. Sedangkan Dua tanduk di Puncak rumah melambangkan perempuan dan laki-laki sebagai ciptaan sang Penciptaan.
Tak hanya rumah adatnya yang karismatis, dikampung adat sumba, juga memiliki Batu Kubur Megalitikum berbentuk Perahu di tiap kampung. Di sinilah filosofi “Ma Rappu” (Jiwa yang telah pergi ke dunia arwah) menjadi pusat budaya Sumba.
Disini kampung adat, kamu bisa belajar dan melihat langsung kehidupan setelah mati adalah bagian terpenting dalam penciptaan Alam Semesta. Belajar bahwa kehidupan di dunia hanya sementara, yang harus diisi dengan segala perbuatan kebaikan demi kesempurnaan kisah kelahiran masing-masing orang. Rumah Adat Menara Sumba jadi simbol Kelahiran dan Batu Kuburan Megalitikum adalah simbol Kematian.
Kampung ini dijuluki Tadulla Bodo Ede Tak0ula Kadu Watu. Artinya tempat berjaga yang berada di ketinggian atau tempat baru berdiri yang bentuknya menyerupai manusia yang memiliki tanduk.
Disini kamu bisa melihat kuburan batu yang berusia ratusan tahun. Keberadaannya sebagai bentuk penghormatan masyarakat adat pada nenek moyang mereka.
Kampung ini dihuni suku Wee Bole atau Kabisu Wee Bole. Mereka memilik seorang pemimpin disebut Moto Lele yang dipercaya untuk memimpin Kampung Adat.
Lokasi
Wailiang, Kec. Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT.
Kampung Adat Prai Ijing jadi salah satu kampung adat paling cantik di Sumba dan jadi andalan utama Sumba Barat.
Nama Prai Ijing berasal dari kata Prai : Kampung dan Ijing : Buah Kendondong Hutan. Dulu memang terdapat ratusan pohon Kedondong di kampung ini, yang kini juga masih bisa kita temui.
Kampung adat yang menjadi Juara 2 tingkat Nasional kategori “Desa Wisata” pada tahun 2019 oleh Kementerian Pariwisata itu terdiri dari tiga bagian.
Bagian dasar untuk tempat memelihara hewan, bagian tengah diperuntukan sebagai tempat tinggal, dan bagian atas tempat menyimpan bahan makanan.
Pembagian rumah punya nilai filosofi adat yang koko. Bagian dasar bermakna sebagai bentuk penyatuan dengan alam, bagian tengah sebagai tempat penyucian, dan bagian atas sebagai bentuk penyembahan pada Tuhan.
Lokasi
Tebara, Kec. Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT.
Salah satu kampung adat yang masih melaksanakan kepercayaan Merapu adalah Kampung Tarung.
Berbeda dengan kampung adat pada umumnya yang cenderung berada ditempat terpencil, Kampung Tarung berada di dalam kota Waikabubak, ibukota Kabupaten Sumba Barat, NTB. Walau keberadaannya tepat ditengah peradaban modern, warga Kampung Tarung tepat mempertahankan kemurnian adatnya.
Keunikan Kampung Tarung ada pada arsitektur dan tata ruang kampungnya. Setiap aspek penataan selalu ada filosofi yang mendasarinya. Rumah dibangun tampa menggunakan pasak maupun paku besi sama sekali, dibangun dengan sederhana, yang terdiri dari tiga bagian vertikal yaitu, bagian atas khusus untuk para roh leluhur dan penyimpanan bahan makanan, lalu bagian tengah untuk pemiliki rumah, dan bagian bawah tempat hewan ternak.
Lokasi
Wailiang, Kec. Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT
Rumah-rumah yang berada di Kampung Adat Pasunga berbentuk rumah panggung dengan atapnya yang menjulang tinggi dan terbuat dari kayu. Meskipun memiliki atap unik, jarak lantai dan atap tidak begitu tinggi.
Hampir semua rumah di Kampung Adat Pasunga bentuknya sama. Walau ada beberapa rumah yang kini beratap seng namun, arsitektur Sumba tetap melekat. Selain itu, masyarakat di Kampung ini juga masih menjaga tradisi.
Mereka biasanya memasang hiasan berupa tulangbabi di depan rumah. Tulang babi itu menandakan status sosial dari pemilik rumah.
Lokasi
Anakalang, Kec. Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, NTT.
Kampung Adat Praigoli jadi salah satu kampung yang masih memegang erat aturan adat dan budaya tanpa sedikitpun terpengaruh modernisasi.
Selain terdapat tempat tinggal suku Praigoli dengan gaya arsitektur kuno, di Kampung Adat ini kamu akan melihat salah satu kuburan tua yang berusia ratusan tahun lamanya dan beberapa benda pusaka peninggalan nenek moyang mereka. Salah satunya adalah batu kubur yang sangat berat. Konon, batu tersebut dibawa nenek moyang mereka dari Sumba Timur hanya dengan bantuan buntalan kapas.
Lokasi
Wai Hura, Kec. Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, NTT
Kue apam atau apem adalah salah satu kue tradisional yang masih mudah ditemukan hingga saat ini. Kue yang terbuat dari adonan tepung beras, gula, ragi ini memiliki rasa yang manis, sekilas menyerupai serabi.
Kue apem umumnya diolah dengan gula merah yang sudah dilelehkan. Namun seiring perkembangan zaman kue apem lebih banyak variannya.
Kudapan manis legendaris dan sangat populer di beberapa daerah di Indonesia ini tidak hanya terasa lezat, tetapi juga menyimpan nilai historis yang menarik. Maka dari itu, tidak heran jika kue apem memiliki makna filosofis yang dalam.
Penamaan kue apem di Nusantara konon dipengaruhi oleh dua kebudayaan besar yakni India dan Arab.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa kue apem yang diklaim sebagai kue tradisional Indonesia itu sebenarnya berasal dari India. Di India sendiri, kue ini disebut “Appam”, hampir mirip penyebutannya di Indonesia.
Appam bermula dari India Selatan, yakni dari daerah Kerala dan Tamil Nadu. Penganan ini telah dikenal sejak abad pertama Masehi di daerah Tamil, sebagaimana ditulis dalam literatur Tamil Sangam.
Appam adalah makanan yang umum di Kerala, Tamil Nadu dan Sri Lanka, yang dianggap sebagai makanan pokok dan sinonim budaya dengan nasranis dari Kerala.
asal usul Kue Apem
Seorang sejarawan pangan dan ahli gizi dari India K.T. Achaya dalam The Story of Our Food juga menyebutkan bahwa appam berasal dari negara India, tetapi dikembangkan di Indonesia. Menurut Achaya, kata appam ada disebutkan dalam Perumpanuru, sajak kuno Tamil yang dibuat pada abad ke-2 Masehi, yang menjelaskan asal usul bangsa Tamil.
Ada kemungkinan appam baru memasuki Nusantara sekitar Masa Perkembangan Islam, yakni seiring penyebaran (difusi) budaya Islam ke Nusantara yang dibawa oleh para migran India-Muslim. Boleh jadi, appam masuk ke Nusantara dibawa pedagang India-Muslim asal Gujarat atau khususnya asal India Selatan.
Sementara itu, ada juga sumber lainnya yang menyebutkan bahwa kata apem berasal dari bahasa Arab yakni afwan atau afuwwun yang berarti maaf atau pengampunan.
Dalam konteks ini, apem dipandang sebagai simbol permohonan ampun atas berbagai kesalahan. Orang Jawa menyederhanakan kata Arab ini dengan apem. Tujuan penggunaannya adalah agar masyarakat terdorong untuk selalu memohon ampun kepada Sang Pencipta.
Jika dilihat dari istilah, ternyata di Arab tidak ada penganan yang disebut dengan nama serupa dengan dengan sebutan apem. Kalaupun ada penganan sejenis apem, namun sebutannya adalah khamir, yakni kue khas keluarga Arab yang enak disantap untuk sarapan atau camilan sore hari.
Khamir berbentuk bundar, pipih, berwarna coklat, dan hampir menyerupai kue apem atau serabi tapi lebih besar dan bantet. Namun cara pembuatannya berbeda dari kue apem di Indonesia.
Selain itu, khamir tidak disajikan sebagai makanan khusus pada ritus jelang puasa Ramadhan. Oleh kerana itu, penghubungannya dengan penamaan apem dalam tradisi makanan Indonesia hanyalah ‘otak-atik-gatuk (tak-tik-tuk)’ pada segi istilah.
Tersebarnya kue apem di masyarakat Jawa juga tidak terlepas dari peranan para Walisongo ketika melakukan penyebaran Agama Islam di pulau Jawa. Diceritakan bahwa salah satu dari sembilan wali yaitu Sunan Kalijaga sepulangnya dari ibadah haji, beliau melihat Desa Jati Anom, Klaten banyak orang kelaparan (dikutip dari radioedukasi.kemdikbud.go.id, 18/4/2020). Kemudian Sunan memerintahkan untuk membuat apem dan mengajak mereka mengucap zikir bersama.
Saat menyantap kue apem, masyarakat Jati Anom diminta melafalkan Qawiyyu yang berarti Allah Maha Kuat. Setelah mengkonsumsi kue apem dan melafalkan kata tersebut para penduduk pun merasa kenyang.
Sebab itu, dalam pandangan atau filosofis Jawa, kue apem dilambangkan sebagai simbol permohonan ampun atau maaf atas berbagai kesalahan yang telah diperbuat, baik kesalahan kepada Sang Pencipta maupun kesalahan kepada sesama agar silaturahmi tetap terjaga.
Hal tersebut merujuk pada asal mula kata apem yakni afwan yang artinya maaf. Ya, itulah asal usul kue apem yang legendari itu.
Pulua Rote merupakan salah satu pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini merupakan pulau paling selatan Indonesia yang terkenal dengan alat musik Sasando-nya. Tak hanya Sasando, Pulau Rote juga dikenal dengan keindahan pantai yang unik dan mempesona. Ingin ke Pulau rote? Berikut Tempat Wisata di Kabupaten Rote Ndao yang wajib kamu jelajahi.
1. Pantai Laviti
Pantai Laviti
Ombak yang tenang berpadu dengan hamparan pasir putih yang berkilau diguyur siraman sinar matahari membuat pantai ini makin bagitu indah. Yup, Pantai Liviti, pantai ini menawarkan suasana dengan panorama tebing yang jadi pelindung Pantai.
Walau hanya memiliki garis pantai sepanjang 200 meter, tetapi soal keindahan pemandangan, Pantai ini bisa disandingkan dengan pantai-pantai indah di NTT. Selain perairannya yang jernih, pantai ini juga dikelilingi oleh bebatuan karang berbatasan langsung dengan luasnya Laut Timor.
Jalan masuk pantai Lifulada ditandai papan petunjuk yang sekitarnya ditumbuhi pohon kelapa yang wajib kamu jadikan objek foto. Bibir pantainya juga ditumbuhi pepohonan hijau dan lopo sederhana yang dapat dijadikan tempat berteduh serta wahana permainan.
Tepat di sisi kiri pantai berdiri batuan karang yang memagari pantai, di atas batu karang ini terdapat tulisan ‘Pantai Lifulada’. Walau garis pantainya tak begitu panjang, namun hamparan pasir putih dan biru air laut, yang diapit berbatu karang membuat pantai ini layak masuk pantai terindah di Pulau Rote.
Pantai berpasir putih itu memiliki batu karang berbentuk hati tak jauh dari bibir pantai belum terlalu ramai dikunjungi.
Batu karang berbentuk hati yang menjadi ikon pantai ini ketika air surut kita bisa bermain ke karang-karang tersebut dan melihat banyak ikan-ikan kecil dan binatang lainnya disekitar karang.
Pantai ini juga dikelilingi pohon pinus yang cantik. Belum ada masyarakat sekitar yang berjualan ditempat ini sehingga disarankan untuk membawa bekal sendiri.
Saat mengunjungi Pantai Tongga, kamu akan dimanjakan dengan oleah hamparan pasir putih yang luas. Lokasinya yang jauh dari hiruk pikuk kota menjadikan pantai ini sangat cocok bagi kamu yang ingin menikmati sepi.
Selain hamparan pasir putih yang luas,pantai ini juga menyediakan keindahan bawah laut yang memukau. Sangat cocok bagi kamu para pecinta wisata alam.
Lokasi
Mbueain, Kec. Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, NTT.
Letak Pulau Ndanaberada di ujung selatan Pulau Timor sebagai pintu masuk jalur pelayaran internasional. Pulau ini tidak berpenghuni, hanya terdiri dari flora dan fauna. Saat ini dimanfaatkan untuk cagar alam khususnya rusa. Pulau Ndana oleh pemerintah dijadikan tempat wisata (Taman Buru Nasional).
Disamping satwa langka, memiliki alam yang indah dan merupakan pulau yang mengandung sejarah. Pulau Ndana memiliki titik referensi (TR-121) sebagai acuan TD-121 yang merupakan titik dasar penarikan garis batas wilayah perairan NKRI dengan Australia.
6. Danau Laut Mati Oemasapoka
Danau Laut Mati Oemasapoka
Suasana di sekitar danau sangatlah hening dan sunyi, bahkan nyaris tak terlihat seorang pun. Obyek Wisata ini memiliki keunikan karena pasirnya berasal dari kulit kerang (keong). Kandungan air di Laut Mati Rote berbeda dengan air laut pada umumnya, yaitu tidak terlalu asin.
Karena itulah ikan-ikan yang biasanya hidup di air tawar masih dapat hidup dan berkembang di danau ini. Hal ini berdasarkan penglihatan penduduk setempat yang mengamati dan meneliti bentuk fisik dari ikan tersebut. Sedangkan dari danau laut mati menuju laut lepas berjarak sekitar 1 km.
Lokasi
Dusun Sipuk, Desa Sotimori, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao.
Sulimatan merupakan pemandian air tawar yang berada di tengah perkebunan warga. Airnya yang sejuk dikelilingi pohon memar menambah kesan alamiah dan natural dari destinasi ini. Berenang di tempat ini akan membuat kamu serasa berenang di kolam renang pribadi karena suasana yang sejuk dan kesegaran airnya.
Lokasi
Edalode, Kec. Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Tim.
Pamana atau Dana, Dona dan Ndana adalah pulau terluar yang terletak di sebelah barat daya Pulau Rote dan sangat dekat dengan wilayah Australia. Ndana jadi wilayah paling selatan dari Indonesia dan benua Asia.
Pulau Ndana termasuk lima pulau terluar di Provinsi Nusa Tenggara Timur atau salah satu dari 92 pulau terluar Indonesia. Luas pulau hanya 14,19 kilometer persegi atau sekitar 1.400 hektare.
Pulau ini menawarkan wisata alam pantai yang indah dan menakjubkan. Di tengah pulau terdapat suatu danau bernama Danau Merah. Konon, danau ini digunakan oleh para pasukan perang untuk membersihkan senjata mereka setelah berperang hingga mengubah air di danau ini menjadi merah, oleh sebab itulah danau ini bernama Danau Merah.
Lokasi
Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Pantai Batu Pintu adalah pantai berpasir putih yang dihiasi dan dikelilingi oleh batu cadas yang besar. Pintu masuknya pun berasal dari bongkahan batu cadas yang tengahnya berlubang yang seolah menyerupai pintu gerbang yang akan mengantar kita untuk melihat keindahannya.
Oleh sebab itu pantai ini dinamankan Pantai Batu Pintu. Sebelum memasuki pintu gerbang, disebelah kiri terdapat undakan kecil untuk pengunjung bisa naik ke atas batu karang yang jadi semacam bukit. Disini pengunjung bisa melihat panorama pantai batu pintu yang mempesona dari ketinggian.
Pada sisi kiri bukit terdapat sebuah teluk dengan ombak yang relatif tenang. Sebuah pantai dengan padang rumput di belakangnya mengelilingi teluk ini. Sedangkan di sebelah kanannya, terlihat ombak yang silih berganti menuju pesisir. Agak ke tengahnya, terlihat sebuah pulau karang yang tidak berpenghuni. Kemudian lebih jauh lagi, terdapat pulau Ndana yang berbatasan dengan perairan Australia.
Lokasi
Tj. Lelete Barat, Kabupaten Rote Ndao, Boa, Kec. Rote Barat, NTT.
Keindahan Padang Bunga yang tiada tara. Tidak perlu membuang banyak biaya ke Netherland, Japan ataupun Canada. Cukup ke Pualu Nuse.
Pulau Nuse memiliki ekosistem terumbu karang dan ikan serta pantai berpasir putih yang dapat ditemui hampir di seluruh bagian pulau. Pengunjung juga bisa melakukan aktivitas snorkeling maupun menyelam dengan membawa peralatan sendiri.
Walau kecil, namun dipulai ini tersimpan keindahan Alamnya begitu indah, menyimpan sejuta kekayaan, baik di laut dan di darat, yang belum banyak diketahui. Akses untuk menuju Pulau Nuse dapat dilakukan dengan menggunakan perahu bermotor yang disewa melalui Pantai Tongga, Rote.
Lokasi
Ndao Nuse, Kec. Ndao Nuse, Kabupaten Rote Ndao, NTT.
Artikel ini berisi tempat wisata Rote Ndao. Kabupaten Rote Ndao adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di beranda terselatan Indonesia. Ibu kota kabupatennya berada di Baa. Rote Ndao memiliki luas wilayah 1.280,10 km² dan berpenduduk sebanyak 165.807 jiwa pada tahun 2020.
Kabupaten Rote Ndao jaga jadi kabupaten atau wilayah paling selatan di Indonesia dan benua Asia secara keseluruhan. Kabupaten ini memiliki 107 pulau kecil dan enam di antaranya tidak dihuni.
Wilayah utama kabupaten ini terdapat di pulau Rote, sebagai pulau yang paling besar di antara 107 pulau yang termasuk wilayah administratif kabupaten Rote Ndao. Enam pulau kecil lain yang berpenghuni adalah pulau Usu, Ndana, Ndao, Landu, Nuse, Do’o.
1. Pulau Landu, Desa Terselatan Indonesia
Pulau Landu
Dari pantai Desa Batutua di ujung Pulau Rote, perjalanan menuju Pulau Landu ditempuh menggunakan perahu kayu selama sekitar 30 menit.
Sepanjang perjalanan, kamu akan disuguhi pemandangan sabana yang menghampar luas. Terkadang, tampak kawanan sapi atau domba yang tengah asyik merumput. Lansekap di depan mata dan langit yang biru cerah bersekongkol merobohkan kebosanan perjalanan.
Disana kami bisa melihat rumah-rumah penduduk berdinding batako di bagian depan, papan di bagian belakang dan beratap seng, namun ada pula rumah berdinding papan dengan beratapkan daun lontar. Di halaman-halaman rumah, ada banyak babi, kambing dan anjing yang berkeliaran.
Lokasi
Desa Landu, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Tempat Wisata di Kabupaten Rote Ndao selanjutnya adalah sebuah telaga. Telaga Nirwana sajikan keindahan alam sedikit berbeda. Disana kamu akan meneukan batu berbentuk hati yang tercipta secara alami di tengah telaga, membuat tempat ini semakin unik. Banyak wisatawan datang hanya untuk sekedar melihat dan berfoto ria di sini.
Telaga Nirwana juga dikelilingi pepohonan rindang dan hijau yang tumbuh subur. Lantaran belum terlalu dikenal , suasana danau relatif sepi. Kamu bisa berenang atau sekedar berendam sepuasnya, bagaikan berada di private pool. Sensasinya bakal sangat asyik, apalagi ditemani udara sejuk serta kicauan burung merdu.
Lokasi
Dusun Kotalai, Desa Oeseli, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao.
Pantai Tolanamon merupakan sebuah teluk yang menghadap ke arah samudera Indonesia. Ia juga diapit tebing-tebing karang yang kokoh di kedua sisinya sehingga teduh seperti kolam renang yang tenang dan bersih, aman untuk mandi dan berenang.
Sepanjang bibir pantai terdapat hamparan pasir putih yang bersih dipadu dengan pepohonan yang rindang dan menghijau, sesekali melintas camar laut sekadar ikut memberi warna di pantai Tolanamon.
Di jamin setelah melihat keindahan pantainya, semua kelelahan akan terbayar kala melihat kokohnya tebing karang seakan tersenyum sembari berkata selamat datang.
Lokasi
Desa Inaoe, Kecamatan Rote Selatan, Kabupaten Rote Ndao, NTT.
Katanya keindahan pamtai ini bisa disandingkan dengan keindahan Kepulauan Raja Ampat di Papua yang tersohor.
Lalu kenapa diberi nama Mulut Seribu? Apa karena pantai ini cerewat seperti emak-emak komples? Tempat ini merupakan sebuah pantai yang mempunyai banyak tebing dan karang yang membentuk gua dan terlihat mempunyai banyak “mulut.”
Jadi, bisa dibilang perjalanan Mulut Seribu adalah perjalanan menyusuri laut, serta melewati tebing-tebingnya yang terbentuk secara natural dengan menggunakan kapal kayu bermotor. Perjalanan dihiasi dengan pemandangan batu-batu karang yang tak jarang ditumbuhi oleh pepohonan.
Hijaunya pohon terlihat menyatu dengan gelapnya batu karang yang disekeliling berdiri tebing-tebing tajam, serta ombak yang menerpa-nerpa sisi dengan cukup keras.
Untuk menimati semua keindahan itu, kamu harus menyewa kapal nelayan dari Pelabuhan Papela. Biaya sewa kapal berkisar 500 ribu – 1 juta rupiah satu kali tur memutari mulut seribu.
Lokasi
Papela, Pulau Rote, Rote Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tempat Wisata di Kabupaten Rote Ndao yang ini bukal pantai. Yap, mata air ini seolah menjadi oase di tengah cuaca panas karena menjadi yang terbesar di selatan Indonesia. Dikelilingi pepohonan, suasana tenang dan sejuk sangat terasa di area ini.
Siapapun yang datang, mereka akan terpana dengan jernihnya air. Maka tidak heran, kebanyakan dari pengujung langsung tertarik untuk menceburkan diri. Di kolam ini juga terdapat kumpulan ikan-ikan kecil yang akan menggerogoti kulit mati saat kaki dicelupkan ke dalam kolam.
Air kolam ini jadi salah satu yang disatukan untuk pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Lokasi
Mokdale, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Pantai Oeseli adalah sebuah pantai yang berair tenang. Pantai ini dikelilingi dan dihiasi oleh bebatuan karang cadas yang bertumpuk, dan berbentuk seperti teluk dengan hamparan pasir putihnya serta berair sangat jernih, bersih dan belum tercemar.
Letaknya yang berada di tepian ujung pulau menjadikan pantai ini sedikit tersembunyi sehingga letaknya tak cukup diketahui banyak orang. Tak banyak ditemui wisatawan lokal maupun mancanegara di pantai ini. Terletak di Desa Oeseli, Kecamatan Rote Barat Daya, pantai ini akan ramai dikunjungi oleh anak muda dari desa setempat pada hari libur.
Pantai Oeseli cenderung lebih tenang dengan ombak dan gelombang yang tidak besar sehingga sangat nyaman untuk melakukan aktivitas berenang atau sekedar bermain air.
Pantai Bo’a ini dikenal dunia kerena memiliki ketinggian ombak yang mencapai 7 kali gulungan dan yang terbesar setelah pantai Hawaii. Setiap musim ombak kira-kira bulan September-Oktober, di pantai ini sering kali diadakan event olah raga selancar baik regional maupun yang berkelas internasional.
Namum, tidak hanya ombaknya saja yang diburu wisatawan, panorama hamparan pasir putih, biru laut dan alamnya yang indah sangat cocok untuk berenang, snorkeling, memancing dan lokasi mengunjungi Pulau Ndana (pulau terujung selatan Indonesia).
Jangan lupa mengunjungi desa-desa setempat untuk mengenal lebih dekat adat dan budaya masyarakat sekitar Rote.
Lokasi
Desa Bo’a, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, NTT.
Bagi kamu yang menyukai pantai dengan suasana yang tenang, datanglah ke Pantai Dombo. Hamparan pantai ini berhadapan langsung dengan laut lepas yang berujung di laut Australia.
Yang menarik dari Pantai Dombo adalah area spot untuk berfotonya yang sangat banyak. Panorama indahnya terpancar dari tebing batu yang bagian tengahnya berlubang. Air lautnya yang indah, mengalir tepat di bawah tebing.
Pemberian nama pantai Tiang Bendera bukan kerena ada tiang bendedar dibatuan karang pantai tersebut namun dilatarbelakangi peristiwa heroik perjuangan rakyat Rote mengusir penjajah Belanda.
Lalu, kengapa disebut Tiang Bendera? Pasalnya di atas bebatuan karang yang berada di tengah laut tersebut, terdapat sebuah tugu batu beton setinggi 2,5 meter yang sengaja dibangun oleh Belanda. Konon, tiang tersebut sebagai penanda tanah jajahan Belanda pada zamannya.
Kamu dapat menaiki bukit karang tersebut. Jika air sedang surut, pengunjung juga dapat memasuki gua-gua batuan karang yang terdapat di gugusan karangnya.
Pulau tak berpenghuni ini dikelilingi hamparan karang alami. Pulau Do’o jadi destinasi terbaik untuk snorkeling dan scuba diving. Dengan kedalaman maksimal hanya 12 meter dengan kondisi arus yang tenang.
Sembari menyelam, kamu bisa melihat hampar terumbu karang yang indah. Lautnya yang biru jerni membuat kamu dapat melihat biota lautseperti ikan bayan, kerapu, sweetlips, porcupine, trigger, wrasse, fusilier, butterfly, batfish, damselfish, sedang bermain-main.
Tempat Wisata di Kabupaten Rote Ndao berikutnya adalah bukit. Bukit ini menawarkan panorama keindahan yang sangat menakjubkan dari ketinggian. Hamparan laut biru menyatu dengan hijaunya hutan bakau menambah sensasi kesejukan bukit ini.
Tipikal kontur dan struktur tanahnya yang lebih didominasi oleh kapur serta perbukitan rendah, menjadikan Rote tidak memiliki gunung berapi. Titik tertinggi sdi pulau yang berpenduduk 130.000 jiwa ini pun tidak mencapai 1500 meter.
Untuk mencapai puncak bukitnya, pengunjung harus menaiki 488 anak tangga. Namun karena sebelumnya hanya berjumlah sekitar 300-an saja, jadi bukit ini lebih dikenal dengan sebutan “Bukit Tangga 300” oleh masyarakat setempat.
Lokasi
Desa Kuli, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, NTT.
Mbay merupakan wilayah strategis penelitian Bahasa Daerah oleh Tim Dimensi Indonesia, tentu bukanlah hal yang mudah. Berkumpul dengan orang lebih tua. Rata-rata 50 s/d 70 tahun setiap harinya demi mendapatkan kosa kata baru. Berbagai pandangan telah kami terima dengan harapan dapat segera memberi gagasan untuk hal ini.
Muh. Amin Daeng Mattiro. Pegiat Literasi Bahasa Mbay. Sumber Foto : Tribun-Timur.com
Kajian ini tentunya sedikit berbeda. Namun akan kami sajikan dengan sikap keilmuan di dalamnya. Dengan mengelompokan kosa kata Bahasa Mbay, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris juga Bahasa Makassar dalam Kajian Homonim, Homofon dan Homograf.
Memungkinkan metode ini dapat diterapkan dalam dunia pendidikan, penggiat literasi, terkhususnya pada wilayah-wilayah yang terkena dampak krisisnya literasi menulis. Tahapan berikutnya kami akan dengan senang hati melibatkan diri dalam memenuhi kebutuhan Literasi Kab. Nagekeo.
Dalam pembinaan dan memelihara bahasa Daerah Mbay, berbagai usaha telah dilakukan Dimensi Indonesia dengan penelitian terhadap bahasa Mbay. Hal ini dilakukan dengan kesadaran bahwa fungsi bahasa daerah sangat penting dan dapat disumbangkan untuk pengembangan Bahasa Indonesia.
Secara tidak sadar pada kebanyakan kosa kata Bahasa Indonesia diserap dari bahasa daerah Jawa, Sunda dan Minang. Jawa sebagai daerah penutur terbanyak di Indonesia, menjadikan bahasa daerah Jawa paling banyak diserap ke dalam bahasa Indonesia. Berikut contoh kosa kata yang telah digunakan dalam Bahasa Indonesia.
Pulau Jawa sebagai daerah penutur terbanyak di Indonesia, menjadikan bahasa daerah Jawa paling banyak diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Kondisi pembelajaran bahasa daerah di sekolah khususnya di Kota Mbay, dapat dikatakan sangat memprihatinkan sebab bahasa daerah tidak menjadi pelajaran khusus di sekolah bahkan zaman sekarang sudah banyak sekolah yang tidak menggunakan bahasa daerah sebagai mata pelajaran. Pada beberapa sekolah sudah memasukkan mata pelajaran bahasa asing ke dalam muatan lokal.
Ditambah lagi dengan gaya generasi muda yang tidak menyukai dunia literasi. Hal ini tentu dapat berimbas kepada anak-anak yang lahir di zaman sekarang karena bahasa daerah bukan lagi menjadi bahasa pertama dan bisa saja menjadi bahasa asing baginya.
KELOMPOK HOMONIM
Pengelompokan pertama adalah termasuk dalam kategori Kajian Homonim yakni kata yang memiliki makna berbeda namun lafal dan ejaannya sama.
Tabel I. Contoh Bahasa Mbay dan Bahasa Indonesia.
Sampel yang dimuat adalah “Bahasa Mbay dan Bahasa Indonesia” untuk mempermudah pemahaman kajian ini, kami telah meringkasnya dengan lebih sederhana.
Pengelompokan yang sama termasuk bagian dari kategori Kajian Homonim. Dengan sampel yang dimuat adalah “Bahasa Makassar dan Bahasa Mbay”
Tabel II. Contoh Bahasa Mbay dan Bahasa Makassar.
KELOMPOK HOMOFON
Pengelompokan berikutnya adalah termasuk bagian dari kategori Kajian Homofon yakni pelafalannya sama namun beda pada makna dan ejaannya. Dengan sampel yang dimuat adalah “Bahasa Mbay dan Bahasa Inggris”
Tabel III. Contoh Bahasa Mbay dan Bahasa Inggris
KELOMPOK HOMOGRAF
Tabel IV. Contoh Bahasa Mbay dan Bahasa Inggris”
Juga termasuk bagian dari Kajian Homograf yakni kata yang memiliki perbedaan makna, lafal namun sama ejannya. Dengan sampel yang dimuat adalah “Bahasa Mbay dan Bahasa Inggris”
Sekiranya pembahasan Homonim, Homofon dan Homograf adalah bagian dari kekhasan bahasa Mbay yang unik dan tentunya berdasarkan keilmuan. Suatu saat edukasi ini akan dianggap penting bagi para peneliti bahasa atau mungkin dapat dilakukan oleh Generasi Muda Nagekeo terkhusus orang-orang Mbay itu sendiri.
Dalam pembinaan dan memelihara bahasa Daerah Mbay, berbagai usaha telah dilakukan Dimensi Indonesia dengan penelitian terhadap bahasa Mbay.
Pada kesempatan berikut kami juga akan lakukan misalnya dengan mengidentifikasi bahasa daerah lain kemudian melakukan kajian, konservasi dan rehabilitasi. Konservasi dilakukan dengan mendokumentasikan bahasa daerah dalam bentuk kamus atau buku bacaan.
Kebudayaan adalah warisan leluhur atau aset bangsa berupa hasil karya manusia yang harus dijaga dan dilestarikan agar eksistensinya tetap berkembang diantara kebudayaan asing yang masuk.
Salah satu bentuk kebudayaan yang tetap dijaga kelestariannya oleh setiap suku bangsa adalah upacara tradisional atau upacara adat.
Maccera manurung mempunyai arti “Maccera” berasal dari Bahasa Bugis yaitu “cera” artinya meneteskan darah dan “To Manurung” artinya orang yang berasal dari suatu tempat yang tertinggi, beradaptasi dengan masyarakat setempat dengan membawa pesan-pesan dan ajaran- ajaran yang baik.
Pesta Adat Pangewaran Kaluppini
To Manurung dipandang sebagai manusia luar biasa, tidak diketahui asal kedatangannya. Dipercaya sebagai orang yang berkekuatan sakti, menjelmakan diri pada suatu tempat, pada saat masyarakat setempat memerlukan pimpinan, maka orang yang luar biasa yang oleh masyarakat setempat To Manurung itulah disepakati menjadi pimpinannya.
Upacara adat maccera manurung dilaksanakan oleh masyarakat di Desa Kaluppini. Perhelatan budaya ini diadakan sekali dalam 8 tahun di Desa Kaluppini Kec. Enrekang sekitar 9 km dari Ibukota Kabupaten.
Pesta Adat Pangewaran Kaluppini
Maccerang Manurung banyak dikunjungi orang bukan hanya pengunjung lokal tetapi juga dari luar propinsi bahkan perantau yang pulang dari Malaysia. Acara ini dihadiri oleh masyarakat sekitar desa Kaluppini & Enrekang kota, tapi juga oleh masyarakat kabupaten sekitar, bahkan juga sampai luar provinsi & luar negeri seperti Malaysia, Singapura & negara tetangga lainnya.
Proses Pelaksanaan Tradisi Upacara Adat
Pesta Adat Pangewaran Kaluppini
Mappabangun Tanah
Menabuh gendang merupakan proses awal dalam mappabangun tanah. Kemudian dilanjutkan dengan berdoa yang dipandu oleh pemangku adat.
Masyarakat meyakini tanah adalah inti dari seluruh jagad sehingga tanah inilah yang pertama kali dibangunkan. Ma’pabangun Tanah dilakukan untuk menghadapi delapan tahun ke depan dengan harapan selamat senatosa menempuh kehidupan yang akan datang supaya rezeki lebih melimpah dari apa yang dilalui.
Desa Mandel berada di tepi laut, tersembunyi di sebuah teluk yang berada di ujung selatan Pulau Melilis. Mayoritas rumah penduduk di Desa itu dibangun tepat di atas permukaan laut, menggunakan penopang kayu yang cukup kokoh, seperti rumah-rumah pesisir pada umumnya. Hanya beberapa rumah yang dibangun di atas batu karang.
Luas desa tak begitu luas. kira-kira hanya ada puluhan rumah yang berkumpul di satu lahan kecil tepat dibibir pantai. Penduduk desa itu hidup sederhana dirumah yang sederhana dengan mata pencarian utamanya adalah nelayan.
Desa Mandel sangat menjaga alam dan kebersihan lingkungan. Hal inilah yang membuat Mereka dianugrahi alam yang indah, lautan yang biru dan perbukitan hijau yang tedu.
Desa Mandel
Desa Mandel memang tak banyak dikenal di kalangan wisatawan, namun Pantai Mandel jadi salah satu surga tersembunyi di Sulawesi Tengah. Terletak di Kecamatan Banggai Laut, Kabupaten Banggai, Desa ini menyembunyiikan pantai menawan yang masih alami
Disana kamu bisa melihat panorama laut yang jernih dan mempesona. Ia juga menawarkan pasir putih dan air biru kehijauan. Kamu dapat melihat hewan laut seperti ikan pari, kepiting, dan hiu kecil di lautannya yang jerni.
Desa itu memang dianugrahi laut yang jerni, yang ditimbulkan oleh adanya bebatuan karang dan tumbuh-tumbuhan di dasar laut.
Pasir putihnya yang lembut dan air laut yang jernih ditambah keindahan bawah laut yang mengagumkan jadi hal yang membuat siapapun terpukau. Kepedulian warga pada keseletarian lingkungan juga banyak melahirkan spot diving dan snorkeling.
Salah satunya Pulau Liwutung, yang terletak tidak jauh dari pantai, memiliki terumbu karang yang sangat indah dan mempesona. Para pengunjung dapat menyelam atau snorkeling dan menikmati keindahan bawah laut yang menakjubkan.
Pandai dan Desa Mandel
Selain itu, Pulau Sambi juga menawarkan keindahan bawah laut yang eksotis. Di pulau ini, pengunjung dapat melihat aneka ragam ikan dan biota laut lainnya. Para pengunjung dapat memancing di sekitar pantai atau pergi ke tengah laut dengan menggunakan perahu nelayan setempat.
Pantai Mandel juga menyajikan keindahan matahari terbenam yang menakjubkan.
Pantai dan Desa Mandel
Bagi para pecinta fotografi, Pantai Mandel menawarkan banyak spot foto yang menarik. Pemandangan laut yang indah dan keindahan alam lainnya di sekitar pantai membuat tempat ini cocok untuk diabadikan dalam foto.
Nah, kamu yang inin kesini tak akan dipungut biaya sepeser pun, kamu hanya perlu menyewa perahu motor untuk sampai di perkampungan cantik di tepi pantai ini.
Secara filosofis Kaijo merupakan sebuah kesadaran kosmik. Sebuah level kesadaran berpikir tertinggi dalam komunitas adat Mbay di masa lalu. Mereka secara sadar memahami bahwa manusia dengan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian menjaga keseimbangan alami mutlak dilakukan khususnya dalam hal menghadapi ancaman serangan hama tanaman.
Kata Kaijo berasal dari dua suku kata yaitu Kaik dan Jo’o. Kaik memiliki arti membiarkan, merelakan. Sedangkan Jo’o berarti membatalkan atau menghentikan.
Membangun Kesepakatan bersama, antara Dinas Pariwisata Nagekeo, Pemangku Adat Mbay dan Dimensi Indonesia sebagai Mitra Kerja Pemerintah Nagekeo dalam menyambut Festival Kaijo One Be.
Pengertian kata Kaik
Berdasarkan tutur masyarakat adat Mbay kata Kaik adalah sebuah cara pandang yang melihat hama sebagai mahluk ciptaan yang diberi hak hidup oleh sang pencipta yaitu Tuhan itu sendiri (Mori Karaeng). Meskipun manusia sebagai makhluk ciptaan dengan kemampuan, derajat yang lebih tinggi dari semua mahluk ciptaan, mereka tetap menyadari bahwa semua kuasa hanyalah milik Tuhan semata.
Ketika hal itu dilanggar, maka yang terjadi adalah malapetaka. Serangan hama hebat akan terjadi dan tidak dapat dibendung dengan cara apapun. Dampak dari serangan itu adalah gagal panen dan kelaparan yang berkepanjangan.
Oleh sebab itu, para leluhur orang Mbay mengambil sikap untuk membiarkan hama-hama itu tetap hidup menurut kehendak Tuhan. Manakala sewaktu-waktu terjadi serangan terhadap pertanian, mereka hanya boleh menyingkirkan melalui upacara adat yang penuh dengan nilai-nilai kearifan, magis religius dan sakral.
Persiapan Pelaksanaan Ritual Kaijo.
Pengertian Jo’o
JO’O adalah suatu tindakan membatalkan atau menghentikan pergerakan dari setiap penyebab terjadinya suatu peristiwa, kejadian yang dinilai merugikan manusia. Dari kedua suku kata ini kemudian dirangkai menjadi satu kata yakni Kaijo.
Tentu semua ini tidak terlepas dari Tuntunan Toing Not Maha Pencipta. Bermula dari musibah yang merugikan hambanya, maka sebagai bentuk kasih sayang-Nya, Tuhan memberi petunjuk kepada para leluhur orang Mbay, bagaimana cara untuk menyingkirkan hama perusak tanaman.
Dalam pelaksanaan ritual kaijo, setiap jenis hama hanya bisa ditangkap hidup-hidup, tanpa harus dibunuh, yang kemudian dilakukan ritual.
Tujuan Kaijo
Secara total masyarakat Adat Mbay mempercayai bahwa Kaijo adalah doa yang memiliki kekuatan mistik yang bisa menghentikan dan mengusir dari setiap serangan hama terhadap tanaman mereka. Apabila Kaijo tidak dilaksanakan maka akan berakibat buruk terhadap hasil panen mereka. Kaijo sendiri mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang menyentuh segala aspek penting dalam kehidupan manusia.
Keharmonisan pola hubungan antara manusia dan alam semesta ini harus diwujudkan dalam bentuk sebuah ritual adat. Nilai-nilai luhur diuraikan secara jelas dan detil agar dapat dipahami dan dimengerti makna dan tujuan, sehingga semua merasa memiliki serta bertanggung jawab.
Dapat dilihat dari aspek lingkungan, pelaksanaan Kaijo ini berdasarkan pandangan masyarakat adat Mbay yang bertujuan untuk membersihkan hama tanaman dan menghilangkan pengaruh buruk dari aspek niskala, jika kita melihat lebih jauh, tentunya tradisi ini sangat membantu dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.
Di saat ini, pertanian lebih cenderung menggunakan pestisida untuk mengatasi hama, disatu sisi pestisida mengandung kimia berbahaya yang dapat mencemari lingkungan dan petani itu sendiri. Dengan demikian melalui ritual Kaijo merupakan salah satu solusi untuk mencegah hama tanpa merusak lingkungan, sekaligus tetap menjaga dan melestarikan tradisi leluhur Maysrakat Mbay.
Pelaksanaan Kaijo
Berdasarkan hitungan kalender adat komunitas Mbay, Ritual Kaijo dilakukan selama lima malam di kampung adat Nggolo Mbay. Penetapan Kaijo selalu merujuk pada musim hujan. Jika musim hujan lebih cepat, maka ritual Kaijo akan dilaksanakan berdasarkan umur tanaman jagung. Dalam bahasa Mbay disebut “Bhoke Mese/Tembe Bhadhor” (menjelang berbunga dan berisi), pada masa ini tanaman tersebut sangat rentan terhadap penyakit. Dengan demikian Kaijo harus dilaksanakan.
Wa’i Kaijo merupakan rangkaian kegiatan berupa tarian, nyanyian dan doa pasitaing, berbalas pantun sampe sarot yang diringi dengan alat musik tradisional seperti Par, yang terbuat dari bambu dan goro-goro yang dilengkapi dengan aksesoris adat (Sorang dan Jambok Ekur).
Menurut pahaman orang Mbay bahwa jagung diibaratkan seorang Ibu yang sedang mengandung, Kaijo sebagai doa selamat agar janin yang ada di dalam kandungan ibu dapat bertumbuh subur, sehingga melahirkan seorang bayi yang sehat tanpa cacat secara fisik maupun mental. Begitu pula jagung dan tanaman pertanian lainya, apabila ingin mendapatkan hasil panen yang berlimpah, maka haruslah dilakukan ritual Kaijo.
Rangkaian Ritual Kaijo
Pembukaan ritual Kaijo diawali dengan Koro “Ala Ulu Ngata” di rumah Nga-ndung di pagi hari. Pelaksanaan ini tidak boleh meliwati jam 12.00 siang. Sebab di pagi hari Tuhan dan arwah nenek moyang turut hadir untuk mendengar, merestui, mengabulkan segala doa pasitaing dan permohonan mereka Tusituming Somba Sekung.
Wa’i Kaijo merupakan rangkaian kegiatan berupa tarian, nyanyian dan doa pasitaing, berbalas pantun sampe sarot yang diringi dengan alat musik tradisional seperti Par, yang terbuat dari bambu dan goro-goro yang dilengkapi dengan aksesoris adat (Sorang dan Jambok Ekur).
Kemudian dilanjutkan pada malam hari yaitu Wa’i Kaijo. Wa’i Kaijo merupakan rangkaian kegiatan berupa tarian, nyanyian dan doa pasitaing, berbalas pantun sampe sarot yang diringi dengan alat musik tradisional seperti Par, yang terbuat dari bambu dan goro-goro yang dilengkapi dengan aksesoris adat (Sorang dan Jambok Ekur). Hingga malam ke empat dengan kegiatan yang sama hingga pagi hari.
Wa’i Kaijo dilakukan secara bersama-sama, dipimpin oleh tetua adat yang memiliki kemampuan dalam seni budaya dan paham makna dari setiap gerakan kaki, ungkapan doa, sampe sarot (pantun berbalas pantun) dan irama lagu.
Generasi Muda yang penuh semangat.
Pada malam ke lima, sebagai malam puncak dari rangkaian Ritual Kaijo. Seluruh masyarakat Mbay yang memiliki lahan pertanian wajib membawa hama-hama tersebut ke tempat ritual yang diisi dalam “Teru” (Bambu, tempat mengisi hama), kemudian bambu yang berisi hama tersebut digantung di pohon “Nga-ndung-Moles” (tempat seremonial adat di tengah kampung).
Pada pagi subuh di malam ke lima dilakukan ritual penutup yaitu Koro “Podho Nawung” yaitu hama-hama akan diantar menuju suatu tempat yang disebut “Wewo Inewesan” tempat asal usul hama seperti Belalang, Ulat, Tikus, dan hama lainnya yang kemudian ditutup dengan Puilebhang.
Generasi Perempuan Mbay yang energik.
Dalam puilebhang ditandai dengan mebelah buah kelapa muda lalu airnya disiramkan ke tanah agar tanah kembali dingin, subur dan bersahabat. Air kelapa sebagai simbol kehidupan bagi umat manusia dan juga diyakini melalui air kelapa akan membersihkan bumi.
Naskah ini dirangkum Dimensi Indonesia dari beberapa narasumber
Kamu perna ke pulau sumba, khususnya sumba timur? Sudah tahu Tempat Wisata Wajib di Sumba Timur saat kamu memutuskan berkunjung kesana? Nah, semua pasti setuju Pulau Sumba dengan sejuta keindahannya wajib masuk list liburan teratas.
Keindahan alamnya berupa perbukitan eksotis, kudanya yang gagah, hamparan padang rumputnya yang cantik serta iklimnya yang panas.
Surga tersembunyi di tengah teriknya matahari dan keringnya udara di Sumba. Mulai dari danau, pantai, gua, sawah, desa adat, hingga air terjun, semua hampir dimiliki oleh kekayaan Pulau Sumba.
Berikut Dimensi Indonesia sajikan 7 destinasi wisata terbaik di kecamatan sumba timur yang wajib kamu kunjungi.
1. Air Terjun Lapopu
Air Terjun Lapopu. FOTO milik @pasolatourstravel
Tempat wisata Wajib di Sumba Timur yang pertama adalah sebuah air terjun. Kamu perna nonton film Pendekar Tongkat Emas yang diperenkan Reza Rahadian dan Nikolas Saputra? Sir terjun ini jadi salah satu lokasi syuting film tersebut lho. Kamu akan terkagum-kagum akan pesona Air Terjun Lapopu dengan airnya yang sangat jernih dan berwarna hijau kebiruan atau biru tosca itu.
Pengunjung juga dapat merasakan segarnya aliran air terjun dengan berenang di kolam alami yang terbentuk dari air terjun tersebut.
Air terjun ini merupakan jenis air terjun bertingkat (berundak-undak) yang jatuh dari tebing dengan ketinggian sekitar 90 meter. Bilang sedang di Sumba Timur dan ingin melihat keindahannya, kamu dapat menuju Lapopu dapat dimulai dari Waikabubak/ Tambolaka dengan menyewa kendaraan dikarenakan belum terdapatnya kendaraan umum untuk mencapai lokasi air terjun ini.
Berjarak kurang lebih 30 km dari Waikabubak, lokasinya masih sangat alami dengan akses jalanan yang belum diaspal hingga beberapa meter memasuki kawasan air terjun ini.
Bahkan rambu-rambu atau petunjuk jalan menuju kawasan ini pun nyaris tidak ada sama sekali, oleh karena itu disarankan untuk mengajak warga lokal Sumba yang mengerti jalan menuju ke air terjun ini.
Lokasi
Manurara, Kec. Katikutana Sel., Kabupaten Sumba Tengah, NTT.
Danau Waikuri adalah sebuah laguna yang terbentuk dari cekungan berdinding batu karang yang terisi air dari laut lepas. Pada saat pasang dan air laut terjebak ketika surut menjadi laguna sebening kaca yang memantulkan warna biru kehijau-hijauan.
Warna air danau terbentuk dari level kedalaman danau. Pada bagian yang paling dangkal, pasir putih di dasar danau tampak jelas. Sedangkan di cekungan-cekungan dengan kedalaman bervariasi antara setengah meter hingga diperkirakan sekitar empat meter air bernuansa biru muda, hijau tosca hingga biru gelap, memantulkan awan-awan putih yang bercermin di atasnya.
Oiyah, kamu juga bisa menjelajahi keindahannya dari ketinggian. Hanya perlu berjalan kaki menyusuri jalan setapak ke arah barat mengikuti bunyi deru ombak, pengunjung dapat menaiki bukit karang yang menjorok ke lautan lepas.
Jauh lebih indah jika menikmati panorama keindahan Danau Weekuri dari atas bukit karang ini. Lautan biru dengan ombaknya yang menghantam gugusan karang yang mengelilingi danau ini akan membuat pengunjung berdecak kagum. Danau Weekuri pun terlihat seperti kolam biru apabila dilihat dari ketinggian.
Lokasi
Desa, Kalena Rongo, Kec. Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT.
Selanjutnya Tempat Wisata Wajib di Sumba Timur yang tak bolah kamu lewatkan adalah sebuah bendungan tua. Dibangun pada tahun 1976, Waikelo Sawah dibangun dengan tujuan irigasi dan pembangkit listrik. Pembangkit listrik ini jadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pertama di Sumba ketika itu.
Lokasinya yang berada di kaki bukit dan dikelilingi oleh pepohonan rimbun dan sawah-sawah penduduk membuat Waikelo Sawah teduh dan menenangkan. Di sekitar kolam, kamu akan melihat beberapa penduduk lokal yang datang untuk mandi dan mencuci pakaian.
Waikelo Sawah berbentuk gua alami selebar 4 meter dengan ketinggian sekitar 3 meter. dimulut guonya terdapat sebuah kolam air.
Aliran air dari Waikelo Sawah katanya mampu mengairi persawahan di Desa Tema Tana, Kalembu Ndara Mane, Mareda Kalada, Pada Eweta, Wee Rame, Dikira dan Desa Tanggaba.
Selain indah, objek wisata ini juga sangat bermanfaatya.
Lokasi
Waikelo Sawah, Tema Tana, Kec. Wewewa Tim., Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT.