Tinutuan Tiba di Manado
Seiring bertambahnya penduduk di Sulawesi Utara, kota Manado semakin ramai oleh pendatang dari berbagai daerah di sekitarnya. Mereka membawa serta kebiasaan tradisional masing-masing, salah satunya adalah memasak tinutuan. Dari sinilah, hidangan khas ini mulai dikenal luas sebagai bubur Manado.
Dalam buku Minahasa di Awal Perang Kemerdekaan, sejarawan R.Z. Leirissa mencatat peran penting zending atau penyebar agama Kristen yang datang ke wilayah ini pada awal abad ke-19. Menurutnya, bubur Manado merupakan salah satu kreasi para zending sebagai bentuk pendekatan terhadap masyarakat lokal.
Makanan dipandang sebagai medium untuk mempererat hubungan, sehingga para zending berusaha menciptakan resep yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat. Hidangan ini dirancang agar tidak bertentangan dengan selera lokal, yang dikenal menyukai cita rasa pedas.
Tinutuan dibuat dengan mencampur beras, bumbu, dan berbagai sayuran seperti kangkung, bayam, kacang panjang, daun kemangi, ubi merah, jagung pipil, serta daun gedi—sejenis daun yang mirip dengan daun pepaya tetapi tidak pahit dan hanya ditemukan di Manado.
Hidangan ini biasanya dinikmati dengan pendamping seperti ikan tongkol atau ikan asin, disertai sambal bakasang atau dabu-dabu. Selain kaya rasa, bubur ini juga penuh dengan nutrisi karena bahan-bahan sayurannya yang melimpah. Tradisi masyarakat Manado adalah menikmati bubur ini selagi hangat, sering kali dengan daun pisang sebagai alas penyajiannya.
Saat ini, bubur Manado dapat dengan mudah ditemukan di berbagai sudut kota Manado, menjadikannya ikon kuliner khas Sulawesi Utara. Jika Anda berkesempatan berkunjung ke Manado, mencicipi bubur ini adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Kabar baiknya, membuat bubur Manado di rumah ternyata cukup mudah, sehingga Anda dapat menghadirkan cita rasa khas Minahasa ini kapan saja.
Ciri Khas Bubur Manado
Bubur Manado dibuat dari kombinasi beras, ubi, labu kuning, jagung manis, dan berbagai jenis sayuran seperti daun melinjo muda, bayam, kangkung, serta daun kemangi. Bahan-bahan tersebut memberikan bubur ini rasa yang kaya dan aroma yang khas.
Untuk bumbu, bubur Manado menggunakan garam, serai, daun bawang, dan daun kunyit. Semua bahan ini dimasak secara bertahap untuk memastikan tekstur dan rasa yang sempurna. Proses memasaknya dimulai dengan merebus beras bersama garam dan air hingga setengah matang.
Setelah itu, labu kuning, ubi jalar, dan jagung manis ditambahkan dan dimasak hingga hampir matang. Pada tahap akhir, daun melinjo muda, bayam, dan kangkung dimasukkan, lalu dimasak hingga seluruh bahan matang sempurna. Bubur ini paling nikmat disajikan dalam keadaan hangat.
Sebagai pelengkap, bubur Manado biasanya disajikan bersama ikan asin dan sambal dabu-dabu. Ikan asin yang umum digunakan adalah ikan asin jambal yang telah dipotong kecil-kecil, dicuci bersih, dan digoreng hingga renyah.
Sambal dabu-dabu dibuat dengan mencampurkan cabai rawit, cabai merah, bawang merah, dan tomat yang diiris kecil-kecil. Semua bahan sambal ini kemudian diberi air perasan jeruk nipis dan garam untuk memberikan rasa pedas segar yang menggugah selera. Nah, itulah Asal Usul Bubur Manado yang wajib anda tahu